Wow, Inilah Penerima Dana Asing untuk Kampanye Antirokok
Tapi kucuran dana Bloomberg yang terbesar justru ke Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan. Jumlahnya mencapai USD 300.000 pada September 2008 hingga Agustus 2011.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi pengendalian tembakau. Termasuk mengontrol penggunaan tembakau di tujuh provinsi.
Pada November 2011 hingga Oktober 2013, Direktorat Pengendaliian Penyakit Tidak Menular kembali menerima kucuran hingga USD 300.000 dari Bloomberg. Tujuannya untuk mendorong implementasi UU Kesehatan dengan menerapkan peringatan dan label pada kemasan rokok.
Sedangkan pada Maret 2014-Februari 2016, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak menular menerima kucuran USD 250.039. Tujuannya untuk peningkatan kapasitas kesehatan masyarakat dalam menerapkan aturan pengendaian tembakau yang efektif.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali pun menerima dana dari Bloomberg. Tujuannya untuk mendorong peraturan daerah (perda) kawasan bebas asap rokok di DPRD Bali.
Dana yang digelontorkan sebesar USD 159.621. Programnya berlangsung mulai Maret 2012 dan berakhir pada Februari 2014.
Tapi ada juga LSM yang menerima dana Bloomberg. Salah satunya adalah ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yang menerima dana USD 455.911.
Dana itu untuk program advokasi hak-hak anak sekaligus mendorong aturan yang melarang iklan rokok secara menyeluruh. Program yang dimulai Mei 2008 itu berakhir pada Januari 2011.