Y20 Momentum Kebangkitan Ekonomi Sirkular
jpnn.com, JAKARTA - Tema circular economy, atau ekonomi sirkular kita tengah menjadi pembahasan hangat di Forum Pra-KTT Ketig79ta Y20 Indonesia.
Bulan Mei lalu, tema ekonomi sirkular untuk mendukung isu planet berkelanjutan dan layak huni dibahas dalam konsep ekonomi linier, dengan pemahaman bahwa manusia mengambil sumber daya alam untuk memproduksi barang yang pada akhirnya akan dibuang.
Para delegasi muda yang hadir dalam menyusun rekomendasi kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan kepada pemimpin G20, mengatakan pola buat-gunakan-buang ini hanya memicu konsumsi berlebih dan produksi limbah yang berlebihan.
Mengomentari tema tersebut, Yanto Widodo, Direktur Utama PT Artha Kartika Putra mengatakan sekarang inilah momentum untuk mengubah pola tersebut dengan menerapkan ekonomi sirkular berbasis produksi dan konsumsi berkelanjutan.
“Kami menyambut gembira meningkatnya kesadaran untuk membangkitkan tema ekonomi sirkular ini,” kata direktur PT AKP, yang memproduksi tutup botol galon Danone Group.
“Saya berharap pada forum Y20 dan G20 kesadaran untuk daur ulang limbah plastik semakin besar. Jadi, tidak hanya dari produsen saja seperti kami,” kata Yanto.
Ia menjelaskan jika konsep ekonomi sirkular dapat diterapkan, dari raw material, masuk ke production dan remanufacturing, distribusi, konsumsi, sampai menjadi limbah, dan didaur ulang kembali, maka hal tersebut akan membantu lingkungan, selain juga dapat memberdayakan masyarakat.
Yanto mengatakan, pandangan umum terhadap kemasan plastik bekas pakai adalah bagian dari sampah, kini sudah mulai berubah. Karena, beberapa kemasan plastik bekas pakai mampu didaur ulang.
Sebagai informasi, PT AKP memulai usahanya sejak 1984. Perusahaan ini membuat tutup botol air galon. Tutup galon tersebut dibuat dari bahan HDPE (High Density Polyethylene), atau plastik HDPE wujudnya kaku, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.