Ya Tuhan! Si Anak Menangis Kelaparan, Ibu Pura-pura Memasak
“Orang sana bilang ‘Indonesia tamam’ artinya Indonesia baik,” ujar putra pasangan Suriadi (alm) dan Risna Helda Mulyani (almarhumah) ini.
Selain melihat penderitaan korban perang, tugas sebagai pasukan perdamaian juga diliputi ketegangan. Seperti saat melakukan pengamanan di Zone C, Sudan, Chandra harus melakukan pengejaran terhadap pelaku pembajak mobil (car jacking) staf UN.
Kejar-kejaran antara mobil patroli dengan pembajak mobil bersenjata itu pun tidak terelakan. “Mobil kami ditembaki, tak ada pilihan kami harus membalas,” kisahnya.
Beruntung tidak jatuh korban. Tapi mobil yang dibajak tak bisa direbut. Karena dibawa ke luar teritori wilayah yang diamankan pasukan Indonesia. “Terpaksa pengejaran dihentikan,” sesal Chandra.
Disinggung soal banua, Chandra mengaku sangat rindu. Apalagi, ia baru saja menikah dengan seorang bidan sekampungnya di Kandangan, Sri Hervina Wati, Juni 2015. Saat menikah, ia hanya dapat izin pulang beberapa minggu. Setelah itu kembali bertugas.
Chandra sendiri sudah bertugas di Darfur sejak Desember 2014. Sebelumnya ia mengikuti seleksi pendaftaran misi perdamaian internasional ke Sudan Utara, karena ingin mencari hal baru.
Dari enam orang anggota Polda Kalsel yang mengikuti seleksi, hanya berdua yang lolos. Chandra dan anggota Brimob Bripka Very Manurung. Sebelum diberangkatkan seluruh anggota mengikuti pendidikan di Pusdiklat Multifungsi Cikeas selama 3 bulan, untuk mendapat pembekalan.
“Namanya juga mau cari hal baru dan yakin mampu, jadi harus bisa, kalau masalah umur urusan Allah,” ucapnya.