Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

YAICI, PP Aisyiyah, dan Muslimat NU Launching-Bedah Buku Hasil Penelitian

Rabu, 02 Maret 2022 – 12:03 WIB
YAICI, PP Aisyiyah, dan Muslimat NU Launching-Bedah Buku Hasil Penelitian - JPNN.COM
Launching dan bedah buku hasil penelitian YAICI, PP Aisyiyah, dan Muslimat NU berjudul 'Masa Depan Anak Indonesia Terganggu Susu Kental Manis'. Foto: Dok. YAICI

jpnn.com, JAKARTA - Anak merupakan generasi penerus yang harus dijaga kesehatannya dan tumbuh kembangnya dengan memberikan asupan yang sesuai dengan usianya.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat, khususnya orang tua untuk mengetahui literasi gizi.

Terkait dengan itu, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI) mengadakan launching dan bedah buku yang berjudul “Masa Depan Anak Indonesia Terganggu Susu Kental Manis”.

Hadir dalam acara tersebut, antara lain Ketua Harian YAICI Arif Hidayat, peneliti PP Aisyiyah Dr Tria Astika, dokter sekaligus penyair dr Handrawan Nadesul, dan pegiat literasi Maman Suherman.

Arif Hidayat mengatakan penulisan buku tersebut berangkat dari hasil penelitian yang dilakukan YAICI bersama para mitra di beberapa daerah di Indonesia.

Berdasarkan temuan YAICI di lapangan, Arif mengungkapkan, pemahaman masyarakat mengenai gizi di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Hal itu terlihat dari bagaimana persepsi masyarakat mengenai susu kental manis.

Dari temuan di lima provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, dan NTT didapati angka yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 28,96 persen masyarakat mengatakan bahwa SKM ialah susu pertumbuhan.

“Bahkan, sebanyak 16,79 persen ibu memberikan kental manis untuk anak setiap hari. Padahal, fakta menyebutkan SKM tidaklah sama dengan susu dan tidak dapat mendukung tumbuh kembang kesehatan anak. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa kandungan gula SKM sangatlah tinggi, yaitu 51 persen - 56 persen dengan kandungan lemak SKM berkisar 43 persen - 48 persen, yang artinya produk SKM ini dapat dikategorikan sebagai bukan susu melainkan pemanis dengan perisa susu,” kata Arif saat peluncuran dan didkusi buku “Masa Depan Anak Indonesia Terganggu Susu Kental Manis,” di Jakarta, Jumat (25/2).

YAICI launching dan bedah buku yang berjudul “Masa Depan Anak Indonesia Terganggu Susu Kental Manis”, dihadiri PP Aisyiyah dan Muslimat NU.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News