Yakinlah, Krisis 1998 Tak akan Terulang, Perbankan Indonesia Saat Ini Jauh Lebih Baik
jpnn.com, JAKARTA - Kondisi ekonomi yang saat ini sedikit melambat akibat Pandemi COVID-19 diyakini tak akan menimbulkan keterpurukan seperti pada krisis ekonomi Asia 1998 dan krisis finansial global 2008.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengomentari situasi ekonomi dan perbankan di tanah air, regional maupun global akhir-akhir ini.
“Kalau dilihat dari pola pengawasan perbankan, saya rasa kondisi sekarang lebih baik bila dibandingkan dengan yang kita hadapi di tengah krisis moneter regional tahun 1997 dan 1998 serta juga krisis keuangan akibat subprime mortgage di tahun 2008,” kata Andry.
Ia menjelaskan, saat peristiwa ‘krismon’ 1997-1998, awalnya terjadi krisis nilai tukar kemudian berlanjut krisis di sektor koorporasi dan akhirnya menular pada krisis perbankan.
“Waktu itu kita masih ingat ya, adanya mismatched antara nilai tukar, juga antara besaran tenor dan pinjaman. Artinya, memang pada saat itu, pengawasannya relatif lebih rendah dibandingkan dengan apa yang kita hadapi saat ini,” ungkapnya.
Sementara itu, saat menghadapi krisis ekonomi akibat persoalan yang mulanya terjadi di AS pada tahun 2008, kondisi perbankan kita sebenarnya sudah relatif lebih baik.
“Kalau kita lihat dengan keadaan sekarang, kondisi perbankan kita jauh lebih baik lagi. Perbankan kita saat ini sudah sangat pruden,” tegasnya.
Andy mencontohkan, sampai saat ini, indikator keuangan, baik parameter Rasio Kecukupan Modal (CAR) maupun kredit bermasalah (NPL) perbankan kita masih dalam batas-batas wajar, sehingga kita yakin bisa survive dalam situasi krisis ekonomi akibat Pandemi Covid-19 ini.