Yakinlah, Menegakkan Pancasila Berarti Memperjuangkan Islam
jpnn.com, MEDAN - Intelektual muda Nahdatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi menyatakan, Islam di Indonesia bisa makin maju karena faktor Pancasila. Menurutnya, kegagalan negara-negara Islam belakangan ini justru karena tidak memiliki ideologi seperti Pancasila sehingga hancur akibat radikalisme dan ekstremisme.
Zuhairi menyampaikan hal itu saat berbicara pada Rapat Konsolidasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Langkat dan Binjai pada Sabtu (15/12). Lulusan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir itu berada di Langkat dalam rangka Safari Politik Kebangsaan III yang digelar DPP PDI Perjuangan.
“Fenomena radikalisme, ekstrimisme bukan hanya fenomena Indonesia. Ini terjadi di Turki, Arab Saudi, Mesir, Yaman, Suriah, Libya. Semua dunia Islam itu sedang hancur berantakan,” ujar Zuhairi di depan ratusan kader PDIP.
Aktivis asal Madura, Jawa Timur itu menambahkan, upaya kelompok ekstrem dan radikal menghancurkan Indonesia kian terlihat nyata. Indikasinya adalah maraknya penganut radikalisme dan ekstremisme yang getol membuat ujaran untuk menyudutkan Pancasila.
“Dan mereka menyasar Indonesia. Salah satunya adalah menghancurkan rumah Pancasila, yaitu kita, PDI Perjuangan,” tegasnya.
Zuhairi yang kini menjadi calon anggota legislatif DPR RI dari PDIP untuk daerah pemilihan DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan itu menambahkan, seharusnya tidak ada dikotomi antara Islam dengan Pancasila. Bahkan, katanya, kader PDIP harus melawan berbagai upaya untuk memisahkan Pancasila dengan Islam.
“Seluruh kader PDIP harus lugas, tegas menjelaskan bahwa jati diri PDIP adalah Pancasila. Kalau kita berbicara Pancasila, maka sesungguhnya kita berbicara Islam. Karena seluruh sila dalam Pancasila adalah nilai-nilai Islam,” tuturnya.
Menurut Zuhairi, kader PDIP tak boleh berdiam diri ketika difitnah karena berupaya menegakkan Pancasila. “Karena sesungguhnya kita menegakkan Islam yang rahmatan lil alamin,” tuturnya di hadapan sejumlah elite PDIP termasuk Hasto Kristiyanto dan Djarot S Hidayat yang ikut dalam Safari Politik Kebangsaan III di Sumut.