Yang Ikut Membantu Akan Kami Kejar!
jpnn.com - TEROR bom dan tembakan di pos polisi simpang Thamrin dan kafe Starbucks, Kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) sekitar pukul 10.45 WIB, menyisakan pekerjaan rumah lagi untuk pihak Polri. Jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas teror yang menewaskan tujuh orang termasuk lima dari pelaku teror bom serta puluhan lainnya luka-luka.
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, pelaku diduga jaringan ISIS yang berafiliasi dengan kelompok teroris di Indonesia. Meski lima pelaku sudah tewas dilumpuhkan polisi, mantan Kepala Densus 88 Antiteror itu memastikan masih akan dikejar jaringan lainnya yang diduga ikut membantu.
“Kami akan cari siapa kelompok-kelompok yang ikut membantu terlibat kasus ini. Kami akan kejar,” tegas Tito.
Apa dan bagaimana kelompok teroris itu membuat aksi teror tersebut? Berikut cuplikan wawancara JPNN.com, Natalia Laurens dengan Mantan Kapolda Papua, Irjen Tito Karnavian di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/1):
Tadi disebutkan soal tokoh Bahrun-Naim yang diduga kuat terlibat. Siapa dia?
Sementara tim sedang melaksanakan pengejaran terhadap jaringan pelaku. Jaringan pelaku sebetulnya adalah yang berhubungan dengan kelompok ISIS di Raqqah. ISIS ini mengubah strategi, dulu strateginya hanya menggunakan operasi di Syria dan Irak. Tapi kemudian ada perintah dari amirnya, Abubakar Baghdadi untuk melakukan operasi di luar wilayah Irak dan Syria. Kemudian dibentuk cabang ISIS di seluruh dunia. Baik di Prancis, Eropa, Afrika Utara, Turki, termasuk di Asia Tenggara.
Sel-sel ISIS yang di Asia Tenggara ada di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand. Kemudian khusus yang di Asia Tenggara ini ada satu orang tokoh yaitu Bahrun-Naim yang ingin mendirikan Katibah Nusantara. Dia ingin menjadi leader untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara. Kemudian terjadi upaya rivalitas leadership untuk menjadi pemimpin.
Di Filipina sudah dideclare cabangnya mereka, di Filipina Selatan. Jadi antarpara tokoh ini ingin bersaing menjadi pemimpin. Oleh karena itu, Bahrun-Naim merancang serangan ini. Sementara kelompoknya sudah kami ketahui dan lakukan pengejaran.