Yang Meningkat Indeks Frustasi
Rabu, 28 Januari 2009 – 14:55 WIB
Sementara itu, anggota Dewan Pakar Megawati Institute, Sri Adiningsih mengatakan, prestasi pengelolaan ekonomi Indonesia tidak cukup hanya dengan predikat baik saja."Paling tidak harus lebih baik atau lebih efektif dibanding pemerintahan sebelumnya," kata Ekonom Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta ini.Dalam pandangan Dewan Pakar Megawati Institute saat Rakernas PDIP ini, kondisi perekonomian Indonesia belum mengalami peningkatan.
Mega Institut juga menyoroti soal penurunan harga BBM. Dalam iklannya, SBY menyebut untuk pertama kalinya dalam sejarah BBM diturunkan sebanyak tiga kali. ''Tetapi harap dicatat, bahwa pemerintah ini adalah satu-satunya yang pernah menaikkan harga BBM sebesar 124 % setelah krisis. Sebuah kenaikan yang sama sekali tidak sebanding dengan penurunan yang dilakukan,'' Hendrawan menegaskan.
Soal BBM, Mega Institute membeberkan data lain. Menurut pengamatan mereka, selain mengambil patokan harga dari Mid of Platts Singapore (MOPS), yaitu USD 45 per barel, harga pokok pengadaan premium dan solar sampai di tingkat pompa bensin mestinya hanya Rp. 3450 per liter. Selisihnya ada Rp. 1050 per liter lebih mahal. ''Artinya, kita membayar lebih mahal dari harga internasional yang sewajarnya,'' Hendrawan menandaskan. (aj/JPNN)