Yang Perlu Anda Ketahui tentang Sakit Maag, Jangan Sepelekan
jpnn.com - Sakit maag tidak boleh disepelekan. Bahkan jika dibiarkan, luka dan berlebihnya asam di lambung ini disebut-sebut berpotensi merenggut nyawa.
Yuda Almerio, Nofiyatul Chalimah, Muhammad Rifqi
DUDUK di atas kursi tunggu, kedua mata Celine Natasya terus saja melirik arloji tangannya. Sudah sejam lebih rasa lapar menggoda. Maklum demi tugas kuliah dan penuhi janji temu dosen, bungsu itu melewatkan sarapan dan makan siang.
Tiba-tiba saja, rasa panas bercampur nyeri menusuk-nusuk perutnya tanpa henti. Gering itu bahkan sampai ke ulu hati. Tertunduk lesu berkeringat dingin, Celine hanya bisa meringis menahan sakit. Dia pun sadar, asam lambungnya sudah bergejolak sejak alpa santap siang.
Syukur dosen yang dinanti menyapa, tugas kuliah pun diserahkan. “Setelah itu, saya langsung menghubungi kawan agar dibelikan obat pereda sakit mag,” kisah Celine.
Sayangnya petaka itu tak berhenti. Dua pekan sejak sakit itu menyerang, mahasiswi Universitas Bina Nusantara, Jakarta Barat, itu pun tumbang. Penawar sakit lambung yang ditenggak pun tak mempan. Cepat-cepat dia menghubungi orangtuanya di Balikpapan. “Padahal, waktu itu mau ujian tengah semester,” ujarnya mengingat kejadian tiga tahun lalu itu.
Di Kota Minyak, Celine dirawat di salah satu rumah sakit swasta. Medikus spesialis penyakit dalam yang memeriksanya kala itu menyebut ada luka-luka kecil dan besar di lambungnya. Itu diketahui setelah dokter melakukan endoskopi atau pemeriksaan visual dengan menggunakan alat berbentuk selang fleksibel dengan lampu serta kamera di ujungnya.
Dari diagnosis, Celine memang kerap menunda makan. Sebab, saat itu dia sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas kuliah. Tak hanya itu, doyan makan pedas dan begadang jadi penyebab sakit maag. “Makanya asam lambungnya makin bergejolak,” sebutnya.