Yasona Disanjung Koleganya
jpnn.com - JAKARTA - Yasona Hamonangan Laoly merupakan putera Nias pertama yang duduk sebagai menteri sejak Indonesia merdeka.
Oleh Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, pria kelahiran, Sorkam, Tapanuli Tengah, 27 Mei 1953 lalu ini, ditunjuk menjabat Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkum HAM) dalam jajaran Kabinet Kerja yang diumumkan di Istana Negara, Jakarta, Minggu (26/10).
Presiden Jokowi menyebut pemilihan Laoly cukup tepat, karena memiliki latarbelakang ilmu hukum yang mumpuni. Maklum, selain lulusan Fakultas Hukum HKBP Nommensen, Laoly juga diketahui mengantongi gelar doktor dari North Carolina State University Raleight, Amerika Serikat.
Karena itu anggota DPR asal Sumatera Utara, Junimart Girsang, menyambut baik langkah Jokowi menunjuk Yasona menduduki pos Menkumham.
"Penunjukan beliau menurut saya sangat tepat. Selain memiliki latar belakang hukum, selama ini saya juga melihat beliau sangat respek terhadap penegakan hak azasi manusia. Saya justru tak bisa membayangkan kalau beliau misalnya ditempatkan sebagai Menko Kemaritiman," katanya di Jakarta, Minggu malam.
Junimart mengaku pandangannya dikemukakan tidak hanya karena faktor kedekatan, karena sama-sama berasal dari partai yang sama yaitu PDI Perjuangan. Namun lebih kepada langkah nyata yang selama ini diperlihatkan Laoly, selama menjabat sebagai anggota DPR.
"Kita sering ketemu dan sering tukar pikiran. Track recordnya juga sangat baik. Beliau punya visi yang luar biasa terhadap penegakan hukum dan HAM di tanah air. Jadi saya kira enggak ada yang kurang," katanya.
Saat ditanya langkah apa yang paling penting dikerjakan Laoly dalam waktu dekat, Junimart mengatakan dirinya akan meminta secara khusus pembenahan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, Medan dan sejumlah penjara-penjara lain di Sumatera Utara maupun di Indonesia pada umumnya.