Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Yenny Wahid Minta Pemerintah Segera Tarik Obat Cair Berbahaya dari Pasar

Jumat, 21 Oktober 2022 – 15:32 WIB
Yenny Wahid Minta Pemerintah Segera Tarik Obat Cair Berbahaya dari Pasar - JPNN.COM
Yenny Wahid. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

jpnn.com, JAKABARING - Aktivis HAM Yenny Wahid meminta pemerintah mengambil langkah lebih cepat lagi untuk menanggapi krisis lebih dari 200 kasus anak mengalami gagal ginjal akut di seluruh Indonesia.

"Saya mengapresiasi langkah pemerintah yang segera mengumumkan obat-obatan yang bermasalah, yang mengandung etilon glikol dan dietilen glikol. Tetapi, harus lebih cepat lagi untuk menarik semua obat yang bermasalah dari pasar, sehingga tidak bisa lagi diakses oleh pemerintah," kata dia dalam keterangan yang diterima, Jumat (21/10).

Putri almarhum Presiden Keempat RI Gus Dur itu menilai obat tersebut bisa saja terus dikonsumsi oleh kelompok masyarakat yang tidak melek informasi.

"Takutnya, jika masih ada di pasaran, ada banyak masyarakat yang belum paham dan tetap mengaksesnya," imbuhnya.

Sejauh ini, kekhawatiran Yenny beralasan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Kamis (20/10) menyatakan bahwa obat-obatan yang mengandung dua zat berbahaya tersebut ternyata diproduksi di Indonesia.

Ini diketahui dari pemeriksaan konsumsi obat dari 99 balita yang meninggal karena gagal ginjal. Menkes juga meminta BPOM untuk segera menentukan obat mana saja yang bermasalah.

Selain itu, Yenny Wahid juga meminta pemerintah segera menyiapkan semua fasilitas kesehatan, terutama di puskesmas untuk segera melakukan deteksi dini terkait penyakit yang banyak menimpa anak usia 1-18 tahun tersebut.

"Karena, gejala penyakit ini agak aneh, yakni gejala penyakit yang biasanya tidak mengarah ke gagal ginjal akut. Seperti batuk, pilek, dan muntah," paparnya.

Yenny Wahid menilai obat obat sirop mengandung bahan kimia perusak ginjal bisa saja terus dikonsumsi oleh kelompok masyarakat yang tidak melek informasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News