Yoppy Rosimin: Pahlawan Bulutangkis Indonesia tidak Lahir Secara Instan
Dimulai dengan proses pencarian bibit berbakat ini, klub mulai mengasah kemampuan dan mental atlet yang kelak akan membela Indonesia di kancah dunia. Untuk itu, baik Yoppy maupun Imelda sepakat, klub merupakan pondasi dalam mencetak pahlawan bulutangkis Indonesia.
Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan adalah bukti nyata pebulutangkis binaan PB Djarum dan PB Jaya Raya yang merajai gelanggang ganda putra.
"Hendra dan Ahsan itu contoh di depan mata. Pada saat semuanya kalah di kejuaraan dunia, mereka berdua jadi penyelamat. Kemudian di luar lapangan, publik pun menaruh hormat terhadap keduanya. Mereka adalah pahlawan bulutangkis indonesia," Yoppy, menjelaskan.
Ahsan bersyukur mendapat kesempatan untuk membela Merah Putih di panggung dunia. Meski diakui pebulutangkis kelahiran Palembang ini, tanggung jawab yang besar tersemat di atas pundaknya.
“Pasti bangga bisa ikut berjuang untuk Indonesia. Tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan itu, meski sudah berlatih bertahun-tahun," jelasnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Hendra. "Saya setuju dengan Ahsan, selain pengalaman bertanding, untuk atlet bulutangkis yang nomor satu adalah mental karena itu penting terutama ketika membela nama bangsa," ujar Hendra, menimpali komentar pasangannya di lapangan bulutangkis tersebut.
Faktor mental dan jam terbang yang membuat "The Daddies" --julukan bagi ganda putra ini-- menjadi kampiun di berbagai kejuaraan dunia. Hendra mengingat kenangan manis, kala menjuarai Kejuaraan Dunia 2015 di Istora Senayan, Jakarta, setelah mengalahkan wakil China, Qiu Zihan/Liu Xiaolong.
"Kemenangan ini merupakan kado manis bagi Indonesia, karena kami meraih gelar juara sehari sebelum hari kemerdekaan Indonesia," ungkap Hendra.