Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Yuk Bantu Korban Rekayasa Kasus JIS

Kamis, 12 Mei 2016 – 15:51 WIB
Yuk Bantu Korban Rekayasa Kasus JIS - JPNN.COM
Foto: kitabisa.com

jpnn.com - JAKARTA – Para mantan petugas kebersihan di Jakarta International School (JIS) yang dituduh menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap murid di sekolah yang kini bernama Jakarta Intercultural School itu kini menuai simpati dan dukungan. Warga di jagat maya bahkan beramai-ramai menggalang dana untuk membantu penderitaan mereka.

Sebelumnya, lebih dari 50 ribu netizens telah menandatangani sebuah petisi yang isinya mendesak agar kasus kekerasan seksual di JIS diungkap seterang-terangnya. Netizens meyakini enam petugas kebersihan dari PT ISS yang bekerja di JIS hanya menjadi korban.

Karenanya, ada pihak yang tergabung dalam Kawan8 menggalang dukungan netizens melalui laman kitabisa.com untuk mengumpulkan dana bagi Agun Iskandar, Zainal Abidin, Virgiawan Amin alias Awan, Syahrial dan Afrisha Setyani alias Icha yang diadili karena dianggap melakukan kekerasan seksual terhadap murid JIS. Sedangkan satu petugas kebersihan, Az bunuh diri saat masih menyandang status tersangka di Polda Metro Jaya.

Dalam sepekan, uang yang dikumpulkan melalui donasi sudah mencapai Rp 112 juta. Kawan8 menargetkan bisa mengumpulkan Rp 1 miliar dalam jangka waktu 6 bulan.

“Ribuan orang telah menjadi donasi, dari yang sebesar 20 ribu hingga ratusan ribu," kata Koordinator Kawan8 Arita di Jakarta, Rabu (12/5).

Dia mengaku kaget dengan respons masyarakat. Menurutnya, hal itu menjadi bukti bahwa gerakan Kawan8 mendapat dukungan besar dari masyarakat.

Arita menambahkan, para penyumbang berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat biasa, orang tua murid JIS, alumni JIS, hingga para selebritas.

Arita mengaku optimistis pandangan masyarakat terhadap kasus JIS bakal berubah. Sebab, katanya, masyarakat selama ini telah disesatkan oleh opini dan informasi yang salah. "Pekerja kebersihan dan guru JIS itu adalah korban rekayasa hukum yang sangat keji,” ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News