Yuk ke Purwakarta, Berbahagia di Air Menari Sri Baduga
jpnn.com - jpnn.com - Warga Purwakarta di Jawa Barat punya kebanggan baru. Ada Taman Air Mancur Menari Sri Baduga di pusat Kota Purwakarta.
Taman Air Mancur Menari Sri Baduga yang proses pembangunannya dalam tiga tahap itu diresmikan Sabtu (18/2) oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat menyampaikan kata sambutan pada acara itu membeber filosofi Taman Air Mancur Sri Baduga.
Selama delapan menit, Kang Dedi -panggilan akrabnya- di hadapan sekitar 5000 pasang mata mengupas kedalaman makna taman yang menjadi destinasi wisata kelas dunia itu. Bupati kelahiran Sukasari, Subang, 11 April 1971 itu secara itu runtut menyampaikan filosofi taman air mancur terbesar di Asia Tenggara tersebut.
“Tidak mungkin ada pariwisata, jika tidak berangkat dan berakar dari budaya. Saya orang Sunda, karena itu, saya berangkat dari Budaya Sunda!” kata Dedi yang dalam kesempatan itu mengenakan baju baju pangsi dan sarung khas Sunda plus udeng warna putih yang menutupi kepalanya.
Kang Dedi pun bercerita tentang asal muasal nama Taman Sri Baduga yang sedang nge-hits di media sosial itu. Dia menyebut Sri Baduga Maharaja adalah nama lain dari Prabu Siliwangi atau Ratu Jayadewata, putra Prabu Dewa Niskala, putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana.
Para audiensi pun baru ngeh mengapa ada empat patung singa mengaum mengelilingi Sri Baduga di tengah Situ Buleud itu. Sejak abad 15, kata Kang Dedi, Prabu Siliwangi sudah mengajarkan hidup alam bingkai toleransi, kebersamaan, keberagaman, sama derajad di hadapan Tuhan.
Karena itu, dia menyebut orang Sunda sangat toleran. “Kalau tidak bisa hidup bertoleransi, berarti bukan pewaris tahta budaya Sunda,” jelasnya.
Apa kaitan toleransi dengan air menari? Kang Dedi yang sudah dua kali menjabat bupati Purwakarta itu pun memperdalam ceritanya. Menurutnya, toleransi justru berangkat dari kisah air.