Yuk, Nikmati Pesona Dieng Culture Festival
Nah, agenda utama dari Dieng Culture Festival ini lagi-lagi ritual cukur rambut gimbal. Anak-anak di kawasan Dieng memang memiliki rambut gimbal sebagian.
Rambut gimbal itulah yang akan dipangkas melalui sebuah ritual adat. Si anak berhak meminta imbalan untuk kesediaannya dicukur rambut gimbalnya. Nah, ritual adat ini setahun sekali dilakukan pada saat Dieng Culture Festival.
“Ini sangat menarik. Selain karena dilakukan di area candi-candi di kompleks Candi Arjuna, upacara adat ini menjadi even yang sangat menarik bagi wisatawan mancanegara. Terutama untuk pasar Eropa dan Australia. Jangan lupa, nilai adat dan tradisi menjadi kebanggaan bangsa. Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” sambung Hari.
Salah satu keunikan DCF adalah selalu digelar pada waktu musim kemarau, biasanya Juli – Agustus. Saat festival digelar, suhu di dataran tinggi dieng ini bisa mencapai minus 2 derajat celcius.
Jangan buru-buru takut kedinginan. Karena di Dieng, ada banyak homestay yang punya banyak keunikan tersendiri.
Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno sudah menginstruksikan pemilik homestay untuk membuat surang. Inilah tungku perapian khas masyarakat setempat yang tidak dijumpai di wilayah lain di Indonesia.
“Kalau air hangat, dan selimut itu hal biasa. Banyak ditemukan di tempat lain. Namun tungku perapian itu hanya ada di Dieng. Tidak ditemukan di tempat lain karena itu nilainya beda dan pengalaman baru bagi wisatawan. Keunikan seperti ini memiliki daya jual dalam industri pariwisata,” katanya.
Selain itu, ada juga acara seribu lampion yang diterbangkan secara ramai-ramai. Langit Dieng bertaburan cahaya lampion yang bersanding dengan kerlap-kerlip bintang.