Yusron Ihza Mahendra, Berhenti Merokok, Kini Penghobi Sepeda
“Lumayan, kadang ada sampai 40 orang yang ikut. Paling sedikit sekitar 20 orang. Bergantung kesibukan,” ujarnya.
Rute yang biasa ditempuh adalah Tokyo-Haneda. Jarak dua lokasi itu 35-40 km, bergantung rute yang diambil. Setelah bersepeda, biasanya Yusron mengajak para staf untuk ngopi di Starbucks atau di tempat lain.
“Yang penting bukan kopinya, tetapi pertemuannya. Kalau sudah seperti itu, akhirnya bisa bercanda. Bisa lapor apa yang sekiranya nggak enak disampaikan waktu bertemu resmi,” ujarnya.
Yusron menilai, hubungan antarpribadi staf dengan dirinya sangat penting. “Merintah itu kan sebuah seni. Kalau meminta bantuan, kita ucapkan kata tolong dan sebagainya. Dalam pergaulan kan juga begitu,” tuturnya.
Tidak hanya mendekatkan diri dengan staf, sepeda juga menjadi obsesi Yusron untuk memberikan sesuatu kepada Belitung, kampung halamannya. Dia menginginkan Ehime menjadi sister province dengan Bangka Belitung (Babel) agar sepeda bisa dimarakkan menjadi industri pariwisata.
“Jadi, selain buat negara, saya nggak boleh lupa sama kampung. Itung-itung iseng kasih sesuatu,” ujarnya.
Yusron ingin Babel memiliki semacam tropical cycling atau Belitung cycling. Yaitu, bersepeda dengan menyusuri wilayah Belitung yang memiliki keindahan khas. Tidak perlu sampai puluhan ribu pesepeda setiap tahun seperti Ehime, setidaknya dia ingin sepeda bisa menjadi ciri khas Babel kelak. “Mungkin 5 ribu orang saja itu sudah banjir, sudah banyak,” katanya optimistis.
Untuk merealisasikan itu, Desember ini Yusron berencana bertemu dengan gubernur Ehime untuk membahas sister province tersebut. Dia menyatakan sudah mengontak gubernur Babel terkait dengan rencana tersebut dan mendapat sambutan positif. Yusron berharap 2016 kedua kepala daerah bisa menandatangani kesepakatan sister city.