Ziarah ke Makam Pahlawan Syekh Yusuf, Ketua DPD RI Apresiasi Kelestarian Cagar Budaya
Ketika Kesultanan Gowa kalah perang, Syekh Yusuf pindah ke Banten dan kembali berjuang melawan Belanda bersama Sultan Ageng Tirtayasa.
Di Pulau Jawa, Syekh Yusuf juga melakukan syiar agama Islam. Namun, tahun 1682 Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan Belanda ke Srilanka.
LaNyalla mengatakan semangat Syekh Yusuf tidak luntur. Di Srilanka Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam. Bahkan, banyak yang berguru kepadanya, termasuk ulama-ulama besar negara tetangga.
“Karena masih terus melakukan pergerakan perjuangan untuk kemerdekaan Nusantara, Syekh Yusuf diasingkan lebih jauh ke Afrika Selatan. Di sana, Syekh Yusuf tetap rajin berdakwah dan memiliki banyak pengikut sampai beliau meninggal,” jelas LaNyalla.
Syekh Yusuf dimakamkan di Cape Town, Afrika Selatan. Namun pada tahun 1705, jenazah Syekh Yusuf dibawa ke Gowa dan dimakamkan kembali atas permintaan Sultan Abdul Jalil.
Oleh pemerintah Afrika Selatan, Syekh Yusuf juga dianugerahi sebagai pahlawan nasional. Bekas makamnya pun dinyatakan sebagai situs warisan nasional (circle of Islam atau circle of tombs) yang dianggap sebagai tempat suci para ulama dan beberapa pemimpin spiritual Afrika Selatan yang paling berpengaruh.
LaNyalla mengajak seluruh masyarakat Indonesia berbangga atas kiprah dari Syekh Yusuf.
“Negara lain saja menganggap leluhur kita tersebut sebagai tokoh besar berpengaruh dan menempatkan beliau di status yang penuh kehormatan. Kita jangan sampai kalah,” tegasnya.