Zulkifli Sebut Karakteristik Indonesia Moderat Tengah, Begini Penjelasannya
Pemikiran politik diracuni logika elektoral yang cenderung menghalalkan segala cara, termasuk dengan memecah belah bangsa dengan politik SARA atau politik identitas.
"Perbedaan keimanan kembali disoal, wacana Tionghoa-Pribumi dimunculkan kembali, mayoritas minoritas dibenturkan, aku Pancasila dikonotasikan dengan kamu bukan Pancasila," katanya.
Zulhas menceritakan kembali saat Piagam Jakarta yang memuat rumusan Sila Pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, disepakati untuk berubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dia mengatakan bahwa hal tersebut tidak dipahami sebagai kekalahan umat Islam, melainkan wujud kerendahan hati para ulama saat itu untuk mewujudkan Indonesia sebagai rumah besar bagi semua pihak.
"Ulama-ulama dengan rendah hati untuk kepentingan yang lebih besar menghapus tujuh kata asal Indonesia Merdeka dan Indonesia Bersatu," tuturnya.
Zulhas juga mengatakan Indonesia telah memiliki landasan yang kukuh untuk mengiringi perjalanan bangsa dalam seratus, dua ratus dan bahkan ribuan tahun ke depan.
Menurutnya, impian Indonesia akan menjadi negara besar dengan prestasi gemilang akan terwujud.
Asal seluruh elemen Bangsa Indonesia konsisten dan memegang teguh gagasan Indonesia yang bersatu, berdaulat, berorientasi kemakmuran, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.(Antara/jpnn)