Disebutkan, termasuk dalam rencana pengembangan itu adalah pendirian 10 fasilitas pengolahan nuklir skala industri (besar)
BACA JUGA: Puing Kapal VOC Dihargai Rp9,5 T
Jika ini terlaksana, seperti disampaikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang dikutip kantor berita Mehr, program tersebut akan membuat Iran memiliki jumlah uranium diperkaya yang bisa memghasilkan 20 ribu megawatt (MW) listrik selama enam tahun.Walau demikian, banyak pihak termasuk para pakar, meragukan realisasi rencana itu
BACA JUGA: Dukungngan Kroni untuk Klan Ampatuan
Diyakini, negara Timur Tengah berpenduduk 70 juta yang kaya kandungan migas tersebut, bakal menghadapi kendala berat baik secara ekonomi maupun teknis, demi memperluas program nuklir ambisius itu"Jika mereka benar-benar serius, memperhatikan skala produksi mereka dan instalasi (mesin) centrifuge yang beroperasi, kita di sini bicara soal sebuah program teramat mahal dalam rentang seminim-minimnya 20 hingga 30 tahun," ungkap Gary Sick, seorang profesor Studi Timur Tengah di Columbia University, yang sempat bekerja di Dewan Keamanan Nasional saat Revolusi Iran tahun 1979.
"Kata-kata sih mudah
BACA JUGA: SBY Diingatkan Eurico Guterres
Implementasinya yang susah," tambah Sick, soal rencana pembangunan 10 fasilitas baru selevel pusat pengolahan nuklir yang sudah ada di Natanz dan memiliki 50 ribu mesin centrifuge itu.Ilmuwan Iran sendiri pun dalam hal ini sama skeptisnyaAhmad Shirzad misalnya, ilmuwan nuklir yang berbasis di Teheran serta pengkritik berat pemerintah Iran itu, mengatakan bahwa Iran tak memiliki kemampuan industri maupun bahan-bahan dasar pengoperasian sebanyak 500 ribu centrifuges ituMakanya, ia pun lebih menganggap pengumuman (pihak kabinet) itu sebagai "keputuan politik untuk menarik perhatian" komunitas internasional(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Referendum Larang Bangunan Islami
Redaktur : Tim Redaksi