CIBINONG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat meminta masyarakat agar tidak panik menyikapi kasus cikungunya yang menjangkit puluhan warga Desa Cibeber I, Kecamatan Leuwiliang
Kepala Bidang Pemberantasan, Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2PKL), dr Eulis Wulantari menyebutkan, penyebaran penyakit ini merata di seluruh wilayah
BACA JUGA: Kaki Pengunjung Mall Terjepit Eskalator
Namun dari hasil kajian pihaknya, ada sepuluh kecamatan yang teridentifikasi paling rawan penyakit DBD dan cikungunyaBACA JUGA: Arus Sungai Mahakam Sulitkan Tim Penyelam
Proses penyebaran cikungunya mirip dengan demam berdarah dengue (DBD) yakni berasal dari gigitan nyamuk
BACA JUGA: Dua Napi Korupsi, Bebas Berkeliaran
Namun dari segi dampak, Eulis menegaskan, cikungunya tidak lebih berbahaya dari DBD“Kalau cikungunya itu tidak bahayaJadi masyarakat tak perlu panik, namun harus tetap waspadaPenyakit ini tidak langsung menyebabkan kematian,” tuturnya kepada Radar Bogor (JPNN Grup), Jumat (9/12).
Dia menambahkan, dari pola lima tahunan, peningkatan DBD dan cikungunya terjadi pada awal DesemberKarena itu, mata rantainya harus diputus agar tidak menyebar pada Januari, Febuari dan Maret
Dari segi kasus, Eulis mengatakan, terjadi penurunan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya“Selain karena faktor perubahan iklim, cikungunya diakibatkan pola lingkungan masyarakat,” ujarnya.
Untuk itu, Dinkes mengimbau masyarakat agar melakukan 3M guna menghentikan perkembangbiakan nyamukYaitu, menutup saluran air, menguras penampungan air dan mengubur barang bekas, atau dengan menaburkan bubuk abate pada penampungan air, sama seperti pencegahan terhadap DBD.
Terkait kasus cikungunya secara sporadis di Desa Cibeber I, Kecamatan Leuwiliang, Eulis mengatakan, jumlah korban yang terjangkit tidak sampai 89 orangSebab belum dilakukan tes darah dan uji lab terhadap merekaJadi, belum bisa dinyatakan positif, melainkan hanya dugaan sementara(nad)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gajah Liar Ngamuk Masuk Kampung
Redaktur : Tim Redaksi