10 Miliar untuk Dana CSR

Kamis, 19 Mei 2011 – 19:19 WIB
JAKARTA – PT Sido Muncul berkomitmen tidak hanya mengejar omzet bisnis semataPerusahaan jamu modern yang bermarkas di Semarang-Jawa Tengah itu dikenal getol membantu masyarakat kurang mampu lewat program tanggung jawab perusahaan alias corporate social responsibility (CSR)

BACA JUGA: PIP Klaim Pembelian Saham Newmont Sesuai Aturan

Tahun ini Sido Muncul telah menganggarkan dana sebesar Rp 10 miliar
Dana sebesar itu dikonsentrasikan untuk membantu kesehatan, khususnya para penderita katarak.

Irwan Hidayat, Direktur Utama Sido Muncul mengatakan, penderita katarak di Indonesia tergolong tinggi, yakni mencapai 2 juta orang

BACA JUGA: Bukopin Bidik Kredit Rp 36 Triliun

Yang menarik, tiap tahun bertambah sekitar 240 orang
"Sido Muncul akan memberikan bantuan operasi mata katarak bagi 5 ribu penderita," kata Irwan Hidayat kepada Indopos di Jakarta, Rabu (18/5).

Pihaknya, kata Irwan, juga menularkan kepedulian ini ke masyarakat luas lewat iklan katarak

BACA JUGA: Sambut Ultah, FIF Gelar Kegiatan CSR

Dia mengaku, pembuatan iklan itu menyedot hampir senilai Rp 8 miliarDalam waktu dekat iklan kedua segera menyusulMenurut Irwan, tayangan iklan itu sangat efektif menarik kepedulian masyarakatPasalnya, jumlah penyumbangnya terus mengalirData terakhir pada bulan lalu terkumpul Rp 600 juta hanya dalam tempo empat bulan, melonjak dari sebelumnya yang hanya Rp 100 jutaDalam gerakan ini, Sido Muncul menggandeng Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami), Yayasan Mata Hati Peduli Kesehatan Mata, Palang Merah Indonesia (PMI) dan Indopos Group.

Program lain yang masih berkelanjutan adalah membikin iklan yang mengangat potensi pariwisata daerah di IndonesiaTak tanggung-tanggungOngkosnya mencapai sekitar Rp 18 miliar"Kita akan launching lagi iklan yang di Labuan Bajo kedua, lalu Maluku, dan SamosirTargetnya tempat-tempat itu masyarakat makin mengenal dan lebih banyak dikunjungiItu biayanya hampir 18 miliar lah kira-kira," jelasnya.

Sementara itu, saat ditanya target penambahan produksi pabrik produk unggulannya yakni Tolak Angin, ia mengatakan, akan memaksimalkan produksi hingga 70 juta sachet per bulan"Target tahun ini saya tak bisa ngomong jumlahnya, tapi harapannya bisa naik 15 persenSebab permintaan terus meningkatSekarang ini orang lebih senang minum sebelum kena masuk angin," ujarnyaIa menceritakan, pabrik yang dibangun pada 2007 itu menghabiskan biaya sekitar Rp 70 miliarSedangkan pada pabrik Kuku Bima mencapai Rp 170 miliar(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Reliance Siap Investasi USD 5-10 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler