jpnn.com, JAKARTA - BANYAK penyakit kini menyerang orang. Mulai dari penyakit ringan hingga berat.
Beberapa penyakit umum yang banyak menyerang orang ialah diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol dan asam urat.
BACA JUGA: 6 Buah yang Ampuh Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi itu sendiri diakibatkan karena naiknya tekanan darah dalam tubuh seseorang.
Pemicu tekanan darah tinggi antara lain makanan yang kaya garam, terlalu stres dan lainnya.
BACA JUGA: Atasi Nyeri Otot dengan 4 Obat Ini
Beberapa obat bisa membantu menurunkan tekanan darah tinggi Anda.
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
BACA JUGA: Turunkan Tekanan Darah Tinggi dengan 8 Ramuan Alami Ini
1. Diuretik
Diuretik merupakan salah satu golongan obat yang paling sering digunakan dalam pengobatan hipertensi.
Obat ini bekerja dengan cara menghilangkan kelebihan air dan garam yang merupakan salah satu penyebab hipertensi.
Obat hipertensi diuretik juga bisa menimbulkan efek samping, yakni kelelahan, kram otot, lesu, nyeri dada, pusing, sakit kepala, atau sakit perut.
Jenis utama dari obat darah tinggi diuretik, yaitu thiazide, potassium-sparing, dan diuretik loop.
2. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
Obat angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor merupakan obat darah tinggi yang bekerja dengan menurunkan produksi angiotensin, yang merupakan penyebab pembuluh darah menyempit dan menimbulkan tekanan darah tinggi.
Obat hipertensi jenis ini bisa menyebabkan efek samping, berupa kehilangan indra perasa, kehilangan nafsu makan, batuk kering kronis, pusing, sakit kepala, lelah, gangguan tidur atau insomnia, dan detak jantung cepat.
Contoh obat ACE inhibitor captopril, yakni enalapril, lisinopril, benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, dan trandolapril.
3. Angiotensin II receptor blocker (ARB)
Obat angiotensin II receptor blocker (ARB) juga bekerja dengan cara menghalangi angiotensin dalam tubuh.
Namun, obat ini menghalangi kerja angiotensin dalam tubuh bukan menghalangi produksi angiotensin, sehingga tekanan darah menurun.
Efek samping obat darah tinggi ini, yaitu pusing sesekali, masalah sinus, maag, diare, dan sakit punggung.
Contoh obat ARB yakniazilsartan (Edarbi), candesartan (Atacand), irbesartan, losartan potassium, eprosartan mesylate, olmesartan (Benicar), telmisartan (Micardis), dan valsartan (Diovan).
4. Beta blocker
Obat hipertensi ini bekerja dengan cara menghalangi efek dari hormon epinefrin (hormon adrenalin).
Hal ini membuat jantung bekerja lebih lambat serta detak jantung dan kekuatan pompa jantung menjadi menurun.
Dengan demikian, volume darah yang mengalir di pembuluh darah menurun dan tekanan darah ikut turun.
Adapun efek samping dari obat hipertensi beta blocker, yaitu insomnia, tangan dan kaki dingin, kelelahan, depresi, detak jantung lambat, sesak napas, nyeri dada, batuk, impotensi, sakit perut, sakit kepala, pusing, serta sembelit atau diare.
Contoh obat beta blocker: atenolol (Tenormin), propranolol, metoprolol, nadolol (Corgard), betaxolol (Kerlone), metoprolol tartrate (Lopressor) acebutolol (Sectral), bisoprolol fumarate (Zebeta), nebivolol, dan solotol (Betapace).
5. Alpha blocker
Obat jenis alpha blocker digunakan untuk mengatasi darah tinggi dengan memengaruhi kerja hormon norepinephrine, yang bisa mengencangkan otot-otot pembuluh darah.
Mengonsumsi obat hipertensi ini, otot-otot pembuluh darah bisa mengendur dan melebar, sehingga tekanan darah menurun.
Obat darah tinggi golongan ini biasanya menimbulkan efek samping berupa, detak jantung yang cepat, pusing, dan penurunan tekanan darah saat berdiri.
Contoh obat alpha blocker: doxazosin (Carduar), terazosin hydrochloride, dan prazosin hydrochloride (Minipress).
6. Vasodilator
Obat vasodilator bekerja dengan cara membuka atau melebarkan otot-otot pembuluh darah, sehingga darah akan mengalir dengan lebih mudah dan tekanan darah Anda menjadi turun.
Adapun efek samping tiap obat golongan vasodilator berbeda, tetapi umumnya tidak parah dan bisa hilang dengan sendirinya.
Contoh obat vasodilator, yakni hydralazine dan minoxidil.
7. Calcium channel blocker (CCB)
Obat calcium channel blocker (CCB) bisa menurunkan tekanan darah dengan mencegah kalsium memasuki sel-sel jantung dan arteri.
Kalsium bisa menyebabkan jantung dan pembuluh darah berkontraksi lebih kuat.
Obat darah tinggi ini mempunyai efek samping seperti mengantuk, sakit kepala, sakit perut, bengkak di tangan atau kaki, sembelit, kesulitan bernapas, pusing, dan palpitasi atau detak jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.
Contoh obat CCB, yakni amlodipine, clevidipine, diltiazem, felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nimodipine, dan nisoldipine.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa