jpnn.com, JAKARTA - STROKE biasanya terjadi ketika pembuluh darah ke otak tersumbat atau terganggu yang mengkibatkan pecahnya pembuluh darah otak.
Stroke bisa mengakibatkan penderitanya lumpuh atau mati rasa pada beberapa bagian tubuh, misalnya tangan.
BACA JUGA: Ingin Terhindar dari Stroke, Jangan Ragu Konsumsi Sebutir Telur Setiap Hari
Sementara pengobatan tradisional telah membuat kemajuan yang signifikan dalam pencegahan dan pemulihan stroke, pendekatan terpadu dan komprehensif menggunakan metode alami adalah kunci untuk mengurangi beban stroke.
Tidak perlu hidup seperti biksu atau berlatih seperti atlet elit untuk menghindari risiko terserang stroke.
BACA JUGA: Segera ke Rumah Sakit Jika 3 Gejala Stroke ini Muncul
Membuat perubahan sederhana dalam gaya hidup dan memasukkan kebiasaan sehat bisa membantu mencegah risiko stroke.
Berikut ini penjelasannya, seperti dikutip laman Thehealthsite.
BACA JUGA: 4 Bumbu Dapur yang Bisa Cegah Timbulnya Stroke, Luar Biasa
1. Diet Sehat Seimbang
Makan makanan bergizi seimbang adalah kunci pencegahan stroke.
Penting untuk menurunkan jumlah lemak dalam makanan (lemak jenuh dan lemak trans) untuk mengurangi risiko pembekuan darah di arteri.
Diet harus mencakup banyak buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian untuk menghindari menderita stroke.
2. Aktivitas Fisik
Olahraga teratur adalah aspek penting lain untuk menurunkan kemungkinan stroke.
Latihan kardiovaskular, termasuk berenang, jogging, yoga, bersepeda dan banyak lagi, meningkatkan kadar kolesterol baik dalam tubuh dan meningkatkan ketahanan arteri dan jantung.
Aktivitas sedang seperti bersepeda, jalan kaki, atau yoga dianjurkan setiap hari selama 30 menit.
3. Pengurangan Asupan Garam
Asupan garam kurang dari 5 gram per hari untuk orang dewasa membantu menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, dan serangan jantung koroner.
Manfaat utama dari menurunkan asupan garam adalah penurunan tekanan darah tinggi yang sesuai.
4. Dilarang Merokok
Nikotin dari asap rokok mengentalkan darah dan membuatnya lebih rentan untuk menggumpal.
Merokok bisa menyebabkan aneurisma yang terkait dengan penyakit paru-paru, penyakit jantung, dan kanker.
Merokok meningkatkan kemungkinan serangan iskemik dua kali lipat dan risiko stroke hemoragik empat kali lipat.
Ini juga menyebabkan aterosklerosis (timbunan lemak) di arteri karotis, yang merupakan pembuluh darah utama ke otak.
5. Penurunan Berat Badan
Penelitian telah menunjukkan orang yang BMI (Body Mass Index) lebih dari 30 adalah dua sampai tiga kali lebih mungkin untuk menderita stroke dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan normal (BMI kurang dari 25).
Selain itu, obesitas juga membawa komplikasi yang berbeda seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, yang meningkatkan kemungkinan terkena stroke.
Oleh karena itu, perlu untuk memasukkan latihan fisik sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari.
6. Hindari Stres Fisik dan Mental
Kondisi stres bisa meningkatkan risiko stroke. Istirahat yang tidak memadai, jam kerja yang panjang, stres emosional yang berkelanjutan, atau tugas yang menuntut secara fisik semuanya bisa berkontribusi pada stres.
Hal ini bisa melepaskan hormon yang meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan kemungkinan pembekuan darah.
Mengurangi tingkat stres seseorang dengan bantuan meditasi, yoga membantu mengatasi perasaan marah, dendam, kebencian, atau permusuhan yang semuanya juga bisa berkontribusi pada risiko stroke.
7. Obat Herbal
Ada banyak obat herbal yang mencegah dan mengobati banyak kondisi yang bisa meningkatkan kemungkinan stroke.
Biji chia adalah sumber lemak tak jenuh ganda yang sehat, terutama asam lemak omega-3, yang membantu menurunkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi.
Teh hijau yang kaya antioksidan juga mencegah kerusakan oksidatif pada jantung dan pembuluh darahnya.
8. Kendalikan Diabetes
Diabetes merupakan faktor risiko stroke. Tingkat gula darah yang tinggi dalam tubuh merusak pembuluh darah, yang membuatnya lebih mungkin untuk membentuk gumpalan.
Untuk mencegah stroke, penting untuk menjaga diabetes tetap terkendali.
Seseorang harus mengikuti instruksi ahli gizi, memantau kadar gula darah, dan menerapkan perubahan gaya hidup lainnya, seperti olahraga dan diet sehat.
9. Tidur Cukup
Bagi mereka yang ingin mengurangi risiko stroke, mendapatkan jumlah tidur yang optimal secara teratur adalah penting.
Para peneliti di University of Alabama menemukan hubungan kuat antara tidur kurang dari 6 jam dan insiden gejala stroke yang lebih tinggi pada orang berusia di atas 45 tahun.
10. Tetap Positif dan Optimis
Menurut para ilmuwan di Universitas Harvard, orang-orang dengan disposisi positif jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menderita serangan jantung atau stroke.
Studi juga menemukan pengurangan 50 persen penyakit kardiovaskular bagi mereka yang mendapat skor tertinggi untuk optimisme dan vitalitas.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany