jpnn.com, JAKARTA - Kalangan pengusaha menanggapi positif rencana pengoperasian 10 ruas jalan tol trans Jawa tahun ini. Tiga di antaranya menghubungkan Surabaya sampai Kertosono.
”Saya rasa kalau pembangunan infrastruktur baru, khususnya jalan tol, akan sangat membantu bagi pengusaha. Khususnya di bidang logistik karena kaitannya dengan kelancaran dan jangkauan pengiriman,” ujar Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita saat dihubungi tadi malam.
BACA JUGA: 10 Tol Trans Jawa Beroperasi Tahun Ini
Zaldy mengungkapkan bahwa koneksi baru yang tercipta dari jalan tol akan berdampak baik bagi kota-kota kecil yang dilewati.
”Selama ini pemain logistik masih terkendala untuk melakukan distribusi di luar kota besar. Tapi, dengan akses baru, harapannya dapat mempermudah dan meningkatkan ekonomi dengan cepat di daerah tersebut,” ucapnya.
BACA JUGA: Kasihan, Petani Tembakau Gagal Panen Akibat Debu Proyek Tol
Koneksi yang terbangun juga akan berefek pada harga barang yang dikirim. Selama ini harga jual barang dan ongkos pengiriman dari kota kecil cenderung lebih mahal.
”Kalau harga tidak jauh berbeda dan distribusi lancar, kan artinya pengusaha berpeluang berekspansi dengan bisnisnya. Kami pikir itu bagus. Apalagi nanti jika membayangkan sudah terealisasi sampai Banyuwangi sehingga lebih mudah misalnya ke Bali,” beber Zaldy.
BACA JUGA: Tol Bawen-Salatiga Resmi Dibuka 28 Agustus
Meski demikian, pengusaha berpesan kepada pemerintah untuk tetap memperhatikan logistik jalur laut di samping menguatkan infrastruktur darat.
”Sebab, saat ini 90 persen logistik menggunakan darat. Apalagi jika infrastruktur darat ditingkatkan, bisa-bisa jalur laut makin ditinggalkan,” tuturnya.
Diwawancarai terpisah, Ketua Umum Kadin Eddy Ganefo mengatakan, pembukaan ruas-ruas tol disebut akan merangsang tumbuhnya ekonomi-ekonomi baru di sekitarnya.
”Kemudian, pengusaha yang selama ini terhambat soal distribusi juga akan terpacu memproduksi lebih banyak karena distribusi efisien. Biaya distribusi yang berkurang akan meningkatkan keuntungan bagi para pengusaha, termasuk bagi petani dan pedagang-pedagang lain,” ujarnya.
Turut menambahkan, pengusaha dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) juga setuju bahwa pembangunan infrastruktur jalan raya, baik itu tol ataupun non-tol, akan meningkatkan kapasitas sirkulasi barang.
”Sirkulasi barang dan manusia ini akan memicu pertumbuhan ekonomi dalam waktu cepat. Multiplier effect-nya paling gampang terasa, yaitu munculnya industri-industri kecil dan menengah di sepanjang akses jalan,” ujar Kepala Kebijakan Publik Apindo Danang Girindrawardana.
Menurut Danang, bagi pengusaha, semakin banyak infrastruktur jalan semakin menjangkau kedekatan hubungan produsen dengan konsumen dan hal itu akan mempermurah biaya logistik.
”Asalkan pembangunan juga harus diimbangi regulasi lain terkait angkutan trucking dan mass rapid transport,” ucapnya.
Pemerintah pusat, imbuh Danang, perlu segera mendorong para kepala daerah menyambut keberadaan infrastruktur jalan raya dengan membangun interkonektivitas ke pusat-pusat industri atau pusat pariwisata mereka. ”Jangan sampai pemda lelet dalam perencanaan pembangunan mereka,” tegasnya.
Di samping itu, Danang mengungkapkan bahwa tantangan terbesar bagi Presiden Jokowi setelah pembangunan infrastruktur adalah pembenahan birokrasi daerah.
”Daerah harus cakap dalam membuka diri bagi investasi. Hal itu masih sangat dikeluhkan para pengusaha. Pusat telah gencar membangun infrastruktur, maka daerah harus menyambut dengan inisiatif dan inovasi dalam bidang investasi. Hal itulah yang masih sangat rendah kualitasnya,” tutur dia. (and/agf/c9/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perampok Sadis, Usai Gasak Rp 500 Juta, Pengusaha Ini Ditembaki hingga Mati
Redaktur & Reporter : Soetomo