Kasihan, Petani Tembakau Gagal Panen Akibat Debu Proyek Tol

Minggu, 27 Agustus 2017 – 14:21 WIB
GAGAL PANEN: Puluhan hektare tembakau di Kendal, Jawa Tengah yang mengering akibat tertutup debu dari proyek tol. Foto: Nur Kholid/Radar Pekalongan/JPG

jpnn.com, KENDAL - Puluhan hektare tanaman tembakau di Desa Wungurejo, Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah mati. Sebab, daun tumbuhan bahan utama rokok itu tertutup debu dari proyek pembuatan jalan tol Semarang-Batang.

Salah satu petani tembakau Sugito mengatakan, puluhan hektare tanaman tembakaunya kini tidak bisa dipanen akibat tertutup debu dari proyek pembuatan jalan tol. Padahal, petani sudah berusaha meminimalikan kerugian dengan menyemprot daun.

BACA JUGA: Wacana Pembatasan Impor Tembakau Ancaman Bagi Pabrik Rokok dan Buruh

Namun karena pekerjaan jalan tol berlangsung siang dan malam maka petani tak kuasa membendung serbuan debu. Sugito mengatakan, tanaman tembakaunya yang berusia empat bulan sebenarnya sudah memasuki masa panen.

Hanya saja karena daun tembakaunya terkena debu, akhirnya tidak laku dijual. Bahkan, banyak tanaman tembakau yang mati akibat debu yang menempel di daun.

BACA JUGA: Tol Bawen-Salatiga Resmi Dibuka 28 Agustus

"Penyebabnya debu-debu proyek jalan tol, semua tanaman di sekitar jalan tidak bisa panen bahkan banyak yang mati, padahal pertanian adalah mata pencaharian warga selama ini," kata dia seperti diberitakan Radar Pekalongan.

 Dalam satu hektare, petani mengalami kerugian sekitar Rp 60 juta. Sebab, tanaman tembakaunya sama sekali tidak bisa dipanen.

BACA JUGA: Pembagian yang tak Jelas, Mempersulit Sistem Tarif Cukai Hasil Tembakau

Para petani terpaksa merugi hingga puluhan juta rupiah karena tanaman tembakau mereka mati. Petani hanya bisa pasrah, melihat tanamanya kering.

Sugito pun berharap agar pemerintah memperhatikan nasib petani yang merugi akibat tak bisa panen gara-gara proyek tol. Sebab, tanaman yang tak bisa dipanen bukan hanya tembakau, tetapi juga jagung. "Daunnya banyak debu dan berpengaruh pada proses pembuahan," tutur dia.

Hal senada diungkapkan petani tembakau lainnya yang bernama Warsi. Menurutnya, tembakau tak bisa dipanen karena tidak tumbuh sempurna. Tembakau yang tumbuh menjadi kerdil dan daun menggulung.

Warsi sempat mencoba mengais daun tembakau yang masih bisa digunakan. "Rugi mas, daunnya tidak dapat bisa digunakan," keluhnya.(yuz/jpg/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wacana Pembatasan Impor Tembakau Dinilai Tidak Tepat


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler