jpnn.com, SURABAYA - Seluruh SMA / SMK / sederajat di Jawa Timur 100 persen melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Namun Dindik Jatim tak menampik masih ada 391 sekolah yang menggelar ujian dengan menumpang di lembaga pendidikan lain.
BACA JUGA: Cara Lulus Ujian Nasional, Anak Binaan Panti Doa Bersama
Kepala Dindik Jatim Saiful Rahman mengakui, memang masih ada sekolah yang jumlah komputer belum memadai untuk pelaksanaan UNBK. Tetapi, dia memastikan semua sudah di atasi. Yakni dengan menggelar ujian di sekolah lain.
“Di jenjang SMA, hingga saat ini masih ada 391 sekolah yang terpaksa menggelar ujian di sekolah lain. Sedangkan,1.231 lembaga lainnya bisa menggelar ujian secara mandiri,” ujar Saiful Rahman seperti diberitakan Radar Surabaya (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Mubazir, Komputer Hanya Dipakai Sekali untuk UNBK
Khusus bagi sekolah yang melaksanakan ujian di lembaga pendidikan lain, Saiful Rahman menyebutkan telah ada regulasi untuk itu. Dengan begitu ujian nasional sudah bisa dipastikan semua persiapan pelaksanaannya selesai.
Termasuk untuk sektor infrastruktur pendukung.Seperti listrik dan jaringan misalnya, pihaknya sudah bekerjasama dengan PT PLN maupun Telkom. ”Termasuk di wilayah-wilayah pinggir maupun kepulauan,” tuturnya.
BACA JUGA: UNBK SMP, Dinas Pendidikan Siapkan Anggaran Sewa Genset
Masih menurut Saiful Rahman, sekolah peserta UNBK juga menjalani sejumlah tryout. Tidak hanya mengecek kesiapan siswa mengahadapi UNBK saja, tryout juga mengetes seluruh komponen pendukung. Sehingga, permasalahan yang dikhawatirkan muncul, bisa diatasi.
”Termasuk tim teknis. Baik yang ada di tiap sekolah, kabupaten/kota, hingga provinsi sudah siap. Insya Allah tak ada masalah,” tegasnya.
Sementara itu, wakil komisi E DPRD Jatim Suli Daim memberikan catatan bahwa dindik harus juga memberikan atensi lebih terhadap pelaksanaan ujian di wilayah-wilayah pinggir maupun pulau terpencil.
Sebab, potensi terjadinya error saat pelaksanaan UNBK cukup tinggi. Termasuk juga soal kecukupan jumlah komputer. Dari temuan komisi E, masih cukup banyak sekolah yang tidak memiliki piranti, baik komputer maupun server, yang mencukupi untuk bisa melaksanakan UNBK.
Selain itu, juga banyak sekolah yang ternyata hanya memiliki satu lab komputer saja. Padahal, idealnya, satu sekolah minimal punya enam lab. ”Sebab, distribusi bantuan komputer-server yang diberikan pemprov belum mencukupi, ” kata Suli.
Politisi PAN tersebut mengingatkan, sistem ujian menggunakan komputer ini merupakan konsep yang diajukan pemerintah. Jadi kesiapannya juga harus ditanggung pemerintah. Termasuk pengadaan komputer, semestinya bisa dipenuhi oleh pemerintah. (bae/rud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan karena UNBK, Sekolah Korbankan Siswa
Redaktur & Reporter : Soetomo