108 DAS Mengkhawatirkan jadi Ancaman

Kamis, 17 Desember 2009 – 16:25 WIB
JAKARTA – Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) Departemen Kehutanan, Idriastuti, menyatakan bahwa kondisi 108 Daerah Aliran Sungai  (DAS) sudah mengkhawatirkanMenurutnya, tingkat kekhawatirannya sudah mencapai pada dampak bencana alam seperti erosi, tanah longsor,  banjir, dan juga sedimentasi.

“Memang sudah mengkhawatirkan, tingkat kekhawatirannya itu sudah cukup besar karena dengan DAS yang buruk dampaknya tidak hanya bentuk bencana alam, banjir tanah, longsor, tapi juga ada sedimentasi terhadap waduk-waduk,” kata Indriastuti disela-sela acara diskusi di Gedung Manggala Wana Bakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta (17/12).

Karena itu, menurut Indriastuti, pihaknya telah memprioritaskan untuk menangani 108 DAS dengan program perencanaan DAS Terpadu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014

BACA JUGA: Hutan Mangrove Indonesia Tinggal Setengah

“Sebetulnya ada 458 yang diprioritaskan, tetapi kan kita melihat kemapuan untuk menanganinya
Setelah dihitung lima tahun, kemampuan kita hanya mampu merencanakan 108 DAS,” katanya.

Kata Indriastuti, DAS yang perlu ditangani itu tersebar di seluruh Indonesia

BACA JUGA: Mengaku Sakit Kronis, HSD Tak Siap Diperiksa

Untuk Pulau Jawa sendiri, Deptan merencanakan 29 dari 741 DAS
“Di antaranya seperti Bengawan Solo, Ciliwung, Berantas, Cimanuk, Titandui

BACA JUGA: KPK Didesak Ungkap Korupsi di BNP2TKI

Tidak sekadar perencanaan tapi juga reabilitasinya betul-betul kita awasi,” ujarnya.

Indriastuti mencontohkan penanganan DAS Begawan Solo harus diprioritaskan karena terdapat waduk yang dijadikan sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar.

Jika tidak segera diatasi kata Indriastuti usia waduk yang semestinya berumur 100 tahun akan berkurang seiring dengan sedimentasinya yang terus meningkat karena DAS Begawan Solo sangat buruk“Kalau yang hulunya kita tidak kelola dengan baik, mungkin yang seratus tahun tadi hanya berumur 50 tahun sudah harus dibangun,” cetusnya.

Masih menurut Indriastuti, efek pendangkalan akan berdampak buruk pada sektor pertanian yang erat kaitannya dengan ketahanan pangan dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)“Berarti ini akan mengganggu perekonomian nasional karena di Jawa ini kan industri yang terkait dengan perekonomian nasional cukup besar termasuk pangan,” pungkasnya


Program i-DAS

Pada kesempatan itu Indriastuti juga mengatakan, pemerintah tengah membangun i-DAS"i–DAS adalah suatu data elektronik yang memuat profil masing-masing DASSeperti apa? Ya memang  prosesnya perlu waktu,” kata Indriastuti.

Menurutnya, pengelolaanya i-DAS akan diserahkan kepada 40 Forum DAS se-Indonesia yang sudah terbentuk beberapa waktu lalu“Tahun ini kita baru memberikan pendidikan kepada teman-teman yang menangani i-DAS itu untuk menyusun data dan infromasinya,” katanya.(awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Desak Tunda ACFTA


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler