“Hutan mangrove sekitar 7,7 juta hektar dan 50 persen rusak,” kata Indriastuti dalam sebuah diskusi di Gedung Manggala Wana Bakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Kamis (17/12)
BACA JUGA: Mengaku Sakit Kronis, HSD Tak Siap Diperiksa
Menurut Indriastuti, kerusakan itu diakibatkan prilaku masyarakat di daerah sekitar pesisirIndriastuti mencontohkan hutan mangrove yang ada di Muara Angke Kapuk, Jakarta Utara
BACA JUGA: KPK Didesak Ungkap Korupsi di BNP2TKI
“Kerusakan hutan disana karena banyak penambakProgram rehabilitasi hutan mangrove juga melibatkan instansi lain seperti Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)
BACA JUGA: DPR Desak Tunda ACFTA
Sedangkan Dephut menurunkan dua Unit Pelaksana Teknis (UPT)Khusus di daerah Kawasan Timur Indonesia (KTI), UPT Balai Pengelola Mangrove di Bali, sedangkan Indonesia bagian barat di pusatkan di Medan, Sumatera Utara.Meski sudah ditangani, Idriastuti mengakui bahwa usaha dari Dephut belum maksimal karena banyaknya kendala yang dihadapi“Masyarakat selalu memotong tunasnya yang tumbuh karena dianggap mengganggu,” ucapnya.
Permasalahan yang dihadapi, lanjut Indriastuti, karena banyaknya sampah yang terdapat di area pesisir sehingga mengganggu pertumbuhan mangrove yang baru ditanam“Jadi ini terkait dengan perilaku masyarakat dan perlu diberikan kesadaran secara terus menerus,” katanya(awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Munim: Tembakan 60 Cm Jarak Jauh
Redaktur : Antoni