JAKARTA - Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Joko Sutrisno, mengungkapkan bahwa dari 912 ribu siswa SMK di seluruh Indonesia yang mengikuti Ujian NAsional, sekitar 11 persen di antaranya tidak lulusBahakn di beberapa provinsi, presentase ketidaklulusannya di atas 15 persen.
"Dari persentase tersebut bisa dikatakan, jumlah siswa yang tidak lulus semakin banyak apabila dibandingkan dengan tahun 2009 lalu yang hanya 4,5 persen dari 745 ribu peserta," kata Joko kepada wartawan di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta , Kamis (29/4).
Joko menyebutkan, tingginya jumlah angka siswa SMK yang tidak lulus UN tersebut dapat dilihat dari tingginya persentase jumlah siswa yang mengulang di beberapa provinsi
BACA JUGA: SMK Milik Kementrian Teknis Jangan Remehkan UN
Bahkan persentase tersebut rata-rata di atas 15 persenBACA JUGA: Kepsek SMA 15 Jakut Masih Bingung
"Tapi yang paling tinggi persentase jumlah siswa SMK yang tidak lulus adalah provinsi Nusa Tenggara Barat, yang mencapai angka 51,87 persen," sebut Joko.
Meski demikian Joko menegaskan, tingginya angka ketidaklulusan siswa SMK itu justru menunjukkan tingkat pengawasan UN tahun ini lebih baik
Pada kesempatan itu Joko juga menampik tudingan tingginya angka ketidaklulusan siswa SMK itu lantaran tidak lulus di bidang teori
BACA JUGA: M Nuh: Jangan Terkecoh Bocoran Lagi
Menurutnya, jika dilihat dari mata uji Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Teori kejuruan dan Praktik Kejuruan, justru teori matematika secara umum dikuasai siswa SMK.“Banyak siswa SMK yang dapat nilai 10 untuk mata pelajaran teori matematikaDemikian juga untuk mata uji Bahasa InggrisJustru lemahnya banyak di bidang Bahasa Indonesia,” kata Joko.
Dikatakannya pula, Kemendiknas akan melakukan intervensi terhadap sekolah-sekolah yang angka kelulusannya cukup rendah"Bentuk intervensi yang akan kita lakukan adalah menghadirkan guru pendamping," ujarnya.
Selain itu, Kemdiknas juga akan memberikan paket buku elektronik dalam jumlah lebih banyak dengan harapan hal itu dapat membantu proses belajar mengajar di sekolah-sekolah tersebut"Namun yang terpenting pastinya juga akan ada inspeksi durasi pembelajaran dari sekolah ke sekolahDengan cara ini tentunya akan lebih mudah untuk mencari letak kesalahan sekolah," ujarnya(Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SAMPIT : Bagi Yang 100% Tak Lulus UN,, Dewan Minta Kepseknya Dicopot
Redaktur : Antoni