“Tingkat kelulusan di Kotim saat ini sangat parah
BACA JUGA: JAMBI : Wahyuningsih Pilih Mati, Daripada Ulang UN
Ini sebuah kegagalan,” kata Juanda saat ditemui di gedung DPRD Kotim.Secara teknis, lanjut Juanda, dinas pendidikan yang harus memberikan penjelasan mengenai hasil kelulusan yang anjlok dari tahun sebelumnya, yakni 72 persen menjadi 40, 78 persenBACA JUGA: DKI JAKARTA : Yang Dapat Nilai 10 Naik, Tapi Yang Tidak Lulus Juga Meningkat
“Kami ingin mendengar langsung dari dinas
BACA JUGA: BEKASI : DI Kota Ini Ada Dua SMA Yang 100 % Tidak Lulus
Dia juga menyarankan, kepala sekolah yang siswanya tidak lulus 100 persen agar digeser dari jabatannyaHal ini sebagai pertanggungjawaban moral atas kegagalan para anak didiknya dalam menempuh unas.“Pejabat tinggi negara saja harus dicopot jika gagal melaksanakan tugas, apalagi kepala sekolah, ya mesti digantiSiswa seratus persen tidak lulus, apa itu bukan kegagalan?” celetuk Juanda seraya mencontohkan SMA Negeri 4 yang 100 persen siswanya harus ikut Unas Ulangan.
Dikonfirmasi terpisah, Kadisdikpora Kotim Yanero menyatakan, penurujan hasil unas selama dua periode ini salah satu penyebabnya adalah tidak adanya konsultan pendidikan.Ke depan, disdikppora akan mengajak kerjasama beberapa konsultan pendidikan di luar Kalimantan“Kita akan adakan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di luar Kalimantan,” ujarnya melalui sambungan via telpon kemarin.
Yanero menilai, selama ini Kotim belum ada konsultan pendidikan terutama pada penyusunan silabus maupun Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP)“Nah, langkah ke depan inilah yang akan diambil untuk bekerjasama dalam hal pembuatan yang disebutkan diatas tadi,” tandasnya.Bentuk kerjasama ini diperuntukan bagi guru dengan harapan peningkatan mutu guru di sekolah, sehingga akan diimplementasikan kepada anak didik“Kita akan datangkan ahli kurikulum agar mutu guru meningkat dan apabila mutu meningkat sudah tentu berdampak pada kualitas pendidikan,” pungkasnya(yit/fin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DKI JAKARTA : Dewan Tuding Kualitas Guru Menurun, Karena Sibuk Buru Kesejahteraan
Redaktur : Auri Jaya