jpnn.com, SURABAYA - Sebanyak 13 kabupaten/kota dari 23 wilayah di Jatim yang berpotensi mengalami bencana kekeringan.
Daerah-daerah tersebut memberikan surat pernyataan tanggap darurat bencana kekeringan.
BACA JUGA: Kekeringan Bakal Terjadi Sampai Akhir September
Pihak Pemprov Jatim terus mem-back up dengan melakukan droping air. Tiap kabupaten/kota mendapatkan 5 ribu liter air, dalam seminggu 4 kali droping air dilakukan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur sudah mengumpulkan BPBD kabupaten/kota se-Jatim terkait bencana kekeringan yang terjadi.
BACA JUGA: BPBD Salurkan Air Untuk Warga Korban Kekeringan
"Saat ini memang ada 13 kabupaten/kota yang menyampaikan surat pernyataan tanggap darurat bencana kekeringan, sedangkan 8 kabupaten/kota masih dalam proses di pemerintah kabupaten/kota dan 2 kabupaten/kota menyatakan masih ada sumber air. Tapi terlepas dari itu, droping air dari Pemprov terus dilakukan," ujar Kepala BPBD Jatim Sudarmawan.
Sudarmawan menjelaskan, di Jatim terdapat 422 desa yang masuk ancaman kekeringan.
BACA JUGA: Kekeringan, Warga Terpaksa Ambil Air Berlumut
Sampai saat ini daerah terdampak kekeringan terdapat 168 desa. Lima wilayah terparah kekeringan adalah Gresik sebanyak 31 desa, Tuban 21 desa, Pamekasan 18 desa, Lumajang 17 desa dan Sumenep 14 desa.
"Surat darurat bencana kekeringan ini berlaku sampai akhir Oktober. Ini karena prediksi BMKG pada bulan November sudah masuk musim hujan, tapi jika faktanya nanti berbeda, maka secara otomatis akan diperpanjang untuk penanganan bencana kekeringan," pungkas birokrat asal Bangkalan ini.(end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petani Jagung Gigit Jari Kali Ini
Redaktur & Reporter : Natalia