Petani Jagung Gigit Jari Kali Ini

Sabtu, 09 September 2017 – 22:01 WIB
Lahan tanam jagung mengering. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, JEMBER - Kemarau yang melanda dua bulan terakhir cukup meresahkan kalangan petani jagung di Jember, Jawa Timur.

Tanaman jagung dan hortikultura mayoritas mengalami kerusakan akibat tidak adanya pasokan air saat proses pemupukan berlangsung.

BACA JUGA: Ini penyebab 2.726 Desa Mengalami Kekeringan Tahun Ini

Air sangat dibutuhkan petani agar pupuk yang ditebar bisa diserap tanaman.

Namun, yang terjadi, air sulit didapatkan sehingga tanah lahan mengering, bahkan retak-retak.

BACA JUGA: Akhirnya Ada Bantuan Air ke Wilayah Kekeringan

Kondisi ini membuat pertumbuhan tanaman tidak sempurna, seperti banyaknya tanaman yang kerdil, bahkan mati.

Tanaman yang masih hidup mayoritas terserang ulat. ini akibat tidak adanya asupan pupuk pada tanaman.

BACA JUGA: Bencana Kekeringan, Petani Diminta Tanam Palawija

Dengan kondisi ini, produksi jagung merosot, lahan satu hektar dalam kondisi normal biasanya memperoleh 10-12 ton.

"Namun, akibat kesulitan air petani hanya bisa panen 6-7 ton jagung gelondong," ujar Jumantoro, Ketua Gapoktan.

Di dua kecamatan, Arjasa dan Jelbuk ini terdapat sekitar 1000 hektar untuk tanaman jagung dan hortikultura.

"Akibat kemarau ini sebanyak 40 persen atau 400 hektar di antaranya tanaman rusak sebelum memasuki masa panen," imbuhnya.(end/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Hanya Bergantung Dari Sumur Tua di Hutan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler