”Hingga sekarang total jemaah haji asal Indonesia yang meninggal di Tanah Suci berjumlah 147 jemaah
BACA JUGA: Polisi Malaysia Tembak Lima Warga Kalbar
Semuanya sudah diurus (dimakamkan) di Tanah Suci,” beber Direktur Pengelolaan Biaya Pelaksanaan Ibadah Haji (BPIH) dan Sistem Informasi Haji (SIH) Abdul Ghofur Djawahir.Menurut dia, petugas gabungan dari Depag dan Depkes terus melakukan pemantauan terhadap jemaah asal Indonesia bekerjasama dengan petugas kloter
Terpisah, Kepala Pusat Penerangan Departemen Kesehatan, Lili Sulistyowati mengatakan hingga kini pihaknya tengah menghitung jumlah jemaah Indonesia yang masih dirawat di Tanah Suci
BACA JUGA: Ada Tanah Ulayat Warga PNG di Wilayah RI
”Saya tidak bisa sampaikan sekarang karena masih di update
BACA JUGA: Politik Menyindir SBY Tak Elegan
Khawatirnya yang dibilang sakit misalnya sudah sehat, atau sebaliknya ternyata ada yang sakit baruMakanya saya minta waktu ya,” bebernya.Hanya saja, dia yakin dengan petugas kesehatan yang diutus untuk mengurus jemaah haji asal Indonesia selama menjalankan rukun Islam kelima itu”Minggu (14/12) kan kepulangan perdana, untuk Jakarta ada di terminal 3 bandara CengkarengKita bisa update setelah ada informasi resmi dari petugas kesehatan di Tanah Suci,” paparnya.
Ketidakkhawatiran Lili didasarkan pada banyaknya petugas kesehatan yang sudah bekerja di Mekah dan MadinahMisalnya dokter disebar di 20 sektor untuk mengawasi total jemaah 210 ribu dikurangi yang meninggal duniaBelum lagi disetiap kelompok terbang (kloter) juga terdapat dokter dan paramedis, termasuk petugas mobile”Ya, kita doakan semoga jemaah kita sehat walafiat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Departemen Kesehatan telah mengikutsertakan 1.600 petugas kesehatan Indonesia terdiri dari dokter dan perawat yang bersama jemaah haji dari tanah air”Sasaran utama jemaah haji Indonesia yang memiliki risiko tinggi, dan mereka itu sudah diberi tanda oleh Depkes dengan memberikan rompi khusus,” kata dia.
Penyakit risiko tinggi itu, lanjut Lili, antara lain penyakit jantung, ginjal, pembuluh darah, dan hipertensi”Kalau penyakit biasa, seperti pusing, diare, batuk, dan flu, atau penyakit tanpa resep sebelum berangkat ke Tanah Suci pun seluruh jemaah sudah disangoni (diberi) obat itu,” paparnya.(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Babi dan Vandalisme Rusak Batas Negara
Redaktur : Tim Redaksi