BALAI KARANGAN- Kabar sedih tentang nasib WNI kembali datang dari negeri seberang, MalaysiaLima WNI asal Balai Karangan, Kalimantan Barat (Kalbar), dihabisi Polisi Diraja Malaysia (PDRM) dengan berondongan peluru yang rata-rata mengenai kepala dan dada.
Belum ada keterangan resmi dari PDRM tentang penembakan itu
BACA JUGA: Ada Tanah Ulayat Warga PNG di Wilayah RI
Namun, diperkirakan lima warga Dusun Pengadang Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, itu dihabisi antara 2-4 Desember laluBACA JUGA: Politik Menyindir SBY Tak Elegan
Pontianak Post (Jawa Pos Group) melaporkan, korban penembakan tersebut adalah Sayuti bin Nasir; 32; Abang Hamjah bin Abang; Mahmud bin Abang Safri, 25; Suryadi bin Lasri,19; dan Mrhaban bin Samsudin, 20.
Menurut salah satu keluarga dekat korban, Yunus, 50, lima korban tersebut masih bersudara
BACA JUGA: Babi dan Vandalisme Rusak Batas Negara
Bahkan, mereka juga memiliki banyak anggota keluarga yang tinggal di Malaysia"Mereka pergi ke Malaysia 2 Desember laluMaksudnya mencari kerja," jelas Yunus.Selama ini lima korban tersebut berkelakuan baik dan tidak pernah punya masalah di kampungnya"Oleh karena itu, pihak keluarga sangat kaget dan shock ketika menerima kabar dari keluarga mereka di Malaysia beberapa hari lalu," terangnya dengan wajah sedih mengingat salah satu korban penembakan itu akan menikah dalam waktu dekat ini dengan keluarga Yunus
Sebelum kejadian, tambahnya, lima korban penembakan itu berangkat ke Malaysia untuk bekerja sebagai tukang bangunanMereka berlima berangkat dari Dusun Ruis Selasa lalu (2/12) dan berencana pulang sebelum lebaran haji (Idul Adha)Keluarga korban tidak tahu persis apa yang dilakukan oleh lima korban tersebut di Malaysia hingga mereka tewas ditembak oleh Polis Diraja Malaysia.
Ketika sudah berada di Malaysia, salah satu korban sempat melakukan kontak telepon dengan istrinya di Dusun Ruis"Kami berbincang cukup lamaNamun, setelah berakhirnya percakapan tersebut, saya coba telepon sampai delapan kali tidak diangkat," kenangnya"Mulai sejak itulah, putus kontak sama sekali,' tutur Normi, istri alm Sayuti, di kediamannya Kamis (11/12) menjelang pemakaman.
Kabar penembakan itu diterima oleh keluarga setelah jasad mereka tiga hari berada di rumah sakit KuchingItu pun diketahui setelah keluarga korban melakukan pencarian dan mengecek seluruh rumah sakit di Kuching.
Keluarga juga sangat kecewa terhadap penanganan aparat MalaysiaSebab, walaupun lima orang itu sudah menjadi mayat, tetap saja proses berbelit-belitBahkan, pengiriman jenazah ke tanah air juga terkendalaAlasannya, masih ada satu korban yang belum diotopsi.
Hasil penelusuran Kapuas Pontianak (Pontianak Post Group) ke lapangan, lima korban tersebut ditembak aparat setempat karena disinyalir terlibat pencurianHal itu juga sudah diekspose di sebuah koran harian berbahasa Mandarin di Malaysia
Namun, sampai berita ini diturunkan, kasus tersebut masih simpang siurPihak keluarga meragukan keterangan tersebutApalagi tidak ada penjelasan yang terperinci dari PDRM saat menyerahkan jenazah di Border Entikong
Ironisnya, tidak ada satu pun pihak Malaysia, baik dari perwakilan PDRM maupun pemerintahnya, yang mengantar jenazahLima jasad itu diberangkatkan dari Kuching kemarin sekitar pukul 13.00 WIB dan tiba di rumah duka pukul 16.00 WIB.
Dari Kuching, jasad korban juga tidak dimasukkan ke peti mayatJenazah hanya dimasukan ke dalam kantong mayat, bahkan di tubuh korban penembakan terlihat dengan jelas bekas otopsi dan luka tembakKondisi satu sangat mengenaskanKepalanya retak karena dihantam timah panasMelihat kondisi itu, keluarga korban tidak terima dengan kasus penembakan tersebut.(ags/jpnn/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusak Batas Negara Didenda Rp20 M
Redaktur : Tim Redaksi