jpnn.com, SURABAYA - Hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur terdampak kekeringan. Bahkan, ada 15 kabupaten/kota yang sudah menyatakan siaga dan tanggap darurat kekeringan. Pemprov Jatim pun terus bergerak untuk melakukan langkah strategis.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Suban Wahyudiono menyebutkan, 15 kabupaten/kota tersebut tersebar di lima badan koordinator wilayah (bakorwil) di Jatim.
BACA JUGA: Semoga Pemda Baca, di Wilayah Ini Warga Rebutan Air Bersih untuk Hidup
Mulai Bakorwil Madiun, Bakorwil Bojonegoro, Bakorwil Malang, Bakorwil Madura, hingga Bakorwil Jember.
BACA JUGA : Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Ambil Air di Situs Purbakala
BACA JUGA: Strategi APP Sinar Mas Hadapi Musim Kemarau 2019
Sebanyak 15 kabupaten/kota yang menyatakan siaga dan tanggap darurat kekeringan tersebut, antara lain, Magetan, Tulungagung, Bojonegoro, Lamongan, Mojokerto, Tuban, dan Nganjuk.
Delapan kabupaten/kota lainnya adalah Pasuruan, Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, Sampang, Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Bondowoso. "Mereka ini harus dropping air," ujarnya.
BACA JUGA: Bantu Warga, Satgas TNI Mendatangkan 35 Ribu Liter Air Bersih di Jatimulya Tegal
Sebenarnya, dropping air tidak hanya dilakukan di 15 daerah. Namun, ada 20 kabupaten/kota di Jatim.
Namun, 5 kabupaten/kota lainnya belum menyatakan siaga dan tanggap darurat kekeringan.
BACA JUGA : Ribuan Orang Terancam Krisis Air
Terkait dengan suplai air, Suban menyebutkan bahwa dropping air PDAM dilakukan sejak awal Juni. Kapasitasnya mencapai 5.000-6.000 liter air per hari per desa.
Berdasar pemetaan di 38 kabupaten/kota di Jatim, ada 28 kabupaten/kota yang mengalami kekeringan. Di antaranya, 24 kabupaten kering kritis. Yakni, terjadi di 566 desa di 180 kecamatan. (puj/c12/end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 55 Daerah Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan
Redaktur & Reporter : Natalia