Sebanyak 150 mahasiswa asal Australia akan menjalani perkuliahan di Bandung, Malang, dan Yogyakarta, mulai tahun depan. 76 orang akan kuliah selama satu semester sedangkan 74 lainnya mengikuti kursus pendek (short course) selama enam minggu.
Kedatangan para mahasiswa ini diatur melalui program Australian Consortium for ‘In-Country’ Indonesian Studies (ACICIS). Jumlah peserta untuk tahun 2015, merupakan yang paling besar sejak program ini dimulai di tahun 1995.
BACA JUGA: Perusahaan Australia Didenda Rp 2,5 M Karena Dinding Bangunan Tewaskan Tiga Orang
Ke-76 mahasiswa yang akan kuliah satu semester, akan mengikuti berbagai mata kuliah termasuk studi pembangunan, bisnis Islam, hukum, hubungan internasional, dan bahasa Indonesia.
BACA JUGA: Penyelundupan Manusia ke Australia Kembali Beroperasi
Selain itu, 74 mahasiswa lainnya akan mengikuti kulih singkat di bidang bisnis, studi pembanguna dan jurnalisme. Mereka juga akan melakukan magang di sejumlah perusahaan dan LSM di Jakarta.
"Jumlah peserta yang paling besar ini sangat menggembirakan karena kebetulan bertepatan dengan 20 tahun ACICIS beroperasi di Indonesia," Direktur ACICIS Professor David Hill dari Murdoch University.
BACA JUGA: Indonesia dan Australia Sepakati Peningkatan Kerjasama Militer
Direktur ACICIS Indonesia Elena Williams menjelaskan, dengan belajar langsung di Indonesia, para mahasiswa Australia tersebut mampu membangun jembatan hubungan dengan sesamanya mahasiswa di Indonesia.
"Dengan kuliah di sini, mahasiswa Australia menguji persepsi mereka terhadap Indonesia secara langsung," jelas Elena.
"Mereka membangun hubungan seumur hidup dengan warga Indonesia bahkan pada tingkat yang sangat pribadi," tambahnya.
Hal ini terlihat pada apa yang dialami Hannah May, mahasiswa asal Flinders University. Hanna mengikuti program ACICIS Indonesian Language Teacher Immersion dan kini telah mengajar dalam Bahasa Indonesia di sebuah SMA di Yogyakarta.
"Saya sangat terbantu dengan program ACICIS sehingga bisa terlibat di LSM, bertemu dengan orang baru, yang mungkin akan lebih sulit jika saya lakukan sendiri," kata Hannah.
Pengalaman serupa dialami mahasiswa asal Murdoch University, David Scholefield, yang telah menghabiskan enam bulan waktunya di Indonesia.
"Saya jadi mengerti sistem dan standar pendidikan di Indonesia, serta membuat kemampuan bahasa Indonesia saya meningkat pesat,' katanya.
Ia mengakui pertemanan yang dirasakan selama di Indonesia tidak akan terlupakan seumur hidupnya. Melalui ACICIS, David juga juga melakukan traveling menyusuri Pulau Jawa.
Secara resmi, ACICIS akan menyambut 74 mahasiswa baru peserta short course di Jakarta 2 Januari 2015, sementara penyambutan 76 mahasiswa semester penuh akan dilakukan di Yogyakarta pada 1 Februari 2015.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Anti Halal Terus Meluas di Australia