ACEH - Badan Nasional Narkotika (BNN) bekerjasama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Aceh berhasil menemukan 157 hektar lahan ganjaPenemuan ini termasuk terbesar dalam sejarah penemuan ladang ganja di Indonesia.
"Ini mungkin dapat dikatakan sebagai temuan terbesar
BACA JUGA: Rampingkan PNS, Outsourcing Diperbanyak
Tapi kita tidak tahu pasti karena belum dibandingkan dengan temuan lain," kata Direktur Narkoba Polda Aceh AKBP Dedy Septyohudho, Minggu (4/12), di salah satu ladang yang ditemukan di wilayah Lamteba, Desa Lamaping, Kecamatan Sieliemum.Menurutnya, operasi ladang ganja berlangsung selama 12 hari, dimulai pada 23 November lalu
BACA JUGA: Puluhan Ribu Pelaut Terancam Nganggur
Anggota dibagi ke dalam tiga tim untuk menyisir beberapa lokasi berdasarkan informasi yang diperoleh."Ratusan hektar ladang ganja ini ditemukan terpisah
BACA JUGA: Zulkarnain Pelajari Dulu Internal KPK
Tinggi tanamannya berkisar dari 0,5 meter hingga 3 meter," sebutnya.Dedy juga menyebutkan, dari sekira 10 titik yang ditemukan, paling banyak tersebar di wilayah Kabupaten Aceh Besar, Kecamatan Sieliemum, pemukiman LamtebaKemudian ada di Kecamatan Pidi, Gayoleues, Aceh Tenggara dan Biereun, yang masing-masing di bawah koordinasi Polres setempat.
"Kalau dikalkulasi, dari 157 hektar lahan ini ada sekira 225 ton ganjaJika dirupiahkan, maka ada sekira Rp556 miliarBayangkan saja, setengah triliuanKarena setiap 1 Kg ganja Aceh dipasaran umumnya Rp2,5 juta," ujarnya.
Diakuinya, ganja dari Provinsi Aceh termasuk ganja terbaik di IndonesiaAceh juga selama ini masih menduduki peringkat pertama sebagai produksi ganja terbesar"Temuan kali ini wilayahnya rata-rata sama dengan wilayah pernah ditemukan, tetapi ada kebanyakan titik baru," kata Dedy.
Terpisah, Direktur Tindak Kejar, BNN, Brigjen Pol Benny J Mamoto selaku pimpinan operasi mengatakan, temuan ini merupakan wujud nyata dari suatu sinergi dalam rangka melaksanakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12/2011 tentang pemberantasan narkoba.
"Intinya BNN bersama Polri berupaya memutus jaringan, upaya menumpas sumber-sumber narkoba, baik itu pabrik sabu dan ladang ganjaIni untuk menekan suplai," kata Benny.
Menariknya, kata putra Sulut ini, karakteristik ladangnya"Biasanya dalam operasi, ladang ganja yang ditemukan berada di pegununganUntuk mencapai lokasi perlu jalan kaki lebih dari enam jam, itupun dengan medan yang sulitSeperti di Mandailing Natal (Madina) beberapa waktu laluSementara ladang di Aceh yang kita temukan ini tidak lebih dari dua jam dengan berjalan kaki," katanya(fir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Permudah Akses Obat, Novartis Gandeng Askes
Redaktur : Tim Redaksi