16 Tewas Akibat Aksi Koboi Polisi

Minggu, 18 Desember 2011 – 11:18 WIB

JAKARTA--Indonesian Police Watch (IPW) prihatin dengan banyaknya korban 'aksi koboi' anggota polisiKetua Presidium IPW, Neta S

BACA JUGA: 76 Daerah Jadi Pilot Project Reformasi Birokrasi

Pane, mengatakan selama 2011 ada  16 orang tewas dan 69 lainnya luka tembak akibat kesewenang-wenangan polisi dalam menggunakan senjata apinya.

"Dalam catatan akhir tahun 2011, IPW mencatat 'aksi koboi' polisi itu ada dua kategori, yakni aksi main tembak dan aksi salah tembak," kata Neta Minggu (18/12), di Jakarta.

Dijelaskan Neta, aksi main tembak terjadi di sekitar wilayah tambang dan kawasan perkebunan
Tepatnya, kata dia, saat warga sedang memerjuangkan hak-haknya dalam sengketa dengan pengusaha tambang atau perkebunan

BACA JUGA: Nyawa Tuti Tinggal 60 Hari

Sedangkan aksi salah tembak, menurut dia, terjadi saat polisi sedang mengejar pelaku kriminal.

"Akibat polisi tidak profesional, warga yang tidak berdosa menjadi korban
Selain itu di tahun 2011 ini ada dua polisi yang menembak istrinya

BACA JUGA: Pembangunan Rel KA Kalteng Dimatangkan

Satu tewas dan satu luka," katanya.

Ironisnya, kata Neta, sejumlah korban penembakan ternyata tidak mendapat bantuan polisiKorban penembakan di Mesuji, Lampung misalnya sampai 17 November 2011 mengaku belum mendapat bantuan biaya perawatan dari Polri"Padahal mereka menjadi korban penembakan membabi buta aparat keamanan di Lampung," tegasnya.

IPW prihatin, jika di masa orde baru aparat ABRI yang cenderung diperalat pengusahaTapi, kata dia, setelah reformasi  para pengusaha cenderung memanfaatkan dan memperalat polisi"Dengan dalih menjaga keamanan dan menjaga objek vital, polisi cenderung mengedepankan sikap represif yang dulu di zaman orba dipertontonkan ABRI," ujarnya.

Kenapa polisi cenderung represif, Neta mengatakan,  karena uang sudah membutakan mata hati merekaUang sudah membuat mereka tidak independenUang telah memperalat para polisi untuk memusuhi rakyat kecilPolisi cenderung membiarkan dirinya menjadi satpam yang menghamba pada perusahaan-perusahaan yang membayarnya"Yang memang bayarannya lebih besar ketimbang gaji mereka dari negara," jelas dia.

Maka dari itu, ia mengatakan untuk menghidari polisi terus menerus diperalat perlu ada kontrol yang kuat dari DPR dan DPRD serta negara"Lalu atasan kepolisian harus terus menerus mengingatkan anak buahnya bahwa tugas mereka melindungi rakyat dan bukan menghamba kepada para pengusaha berduit," kata Neta S Pane(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gampang Terbitkan SP3, Komnas Perempuan Sindir Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler