Sembilan belas nelayan asal Indonesia yang diselamatkan oleh kapal Australia dan Jepang setelah tiga hari mengapung di lautan sekarang sudah kembali.
Dengan total dua puluh pria dalam kapal tersebut diselamatkan kapal Otoritas Keamanan Maritim Australia (AMSA) dan sebuah kapal Jepang sekitar 670 mil laut sebelah barat ibukota Australia Barat Perth, akhir pekan lalu.
BACA JUGA: Putusan Gugatan Pencemaran Udara Jakarta Ditunda
Seorang diantaranya, pria berusia 33 tahun diterbangkan ke rumah sakit di Perth hari Minggu malam untuk menjalani operasi karena luka parah di tangannya.
Di akun Twitter resminya, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan pria tersebut boleh keluar dari rumah sakit dan akan terbang ke Jakarta pada Jumat malam.
BACA JUGA: Mengapa Jumlah Ilmuwan Perempuan di Australia Masih Kalah Dibanding Beberapa Negara Berkembang?
Rekaman video yang diambil saat kedatangan para nelayan di Pelabuhan Benoa di Bali menunjukkan para nelayan tersebut turun dari kapal.
Beberapa orang diantaranya langsung bersujud setibanya keluar dari kapal.
BACA JUGA: Warga Australia Sudah Merasa Aman dari COVID-19, Tak Termotivasi Divaksinasi
Pihak berwenang indonesia pertama kali memberitahu AMSA mengenai kapal Banda Nelayan 188 yang mengalami kesulitan, Kamis lalu.
Pesawat Challenger AMSA dari Perth kemudian menjatuhkan pelampung kepada kelompok nelayan tersebut keesokan harinya, sebelum pesawat militer Australia menurunkan perahu darurat mendekati kapal tersebut.
Kapal ikan Jepang FV Fukuseki Maru 15 kemudian tiba untuk memberikan bantuan hari Sabtu dan para nelayan tersebut dipindahkan ke kapal perang Australia HMAS Anzac, yang memiliki fasilitas medis dan juga penerjemah.
Foto dan video yang diambil oleh militer Australia menunjukkan para nelayan bertahan di ujung kapal Bandar Nelayan 188 dengan sebagian kapal berada di dalam air.
Menurut keterangan pejabat Indonesia, kapal nelayan itu tenggelam tidak lama setelah awaknya diselamatkan.
Dalam pernyataannya minggu ini, Angkatan Bersenjata Australia (ADF) mengatakan kapal HMAS Anzac sebenarnya baru saja berlabuh selama beberapa jam di Perth setelah melakukan misi sebelum kemudian dikerahkan untuk membantu.
"Ini membuktikan bagusnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia, seluruh 19 nelayan Indonesia di kapal Bandar Nelayan 188 sekarang dalam keadaan aman dalam perjalanan pulang ke Indonesia," demikian pernyataan Kemenlu RI di akun Twitter-nya.
Direktur eksekutif AMSA, Mark Morrow sebelumnya mengatakan reaksi cepat yang dilakukan kapal ikan Jepang FV Fukuseki Maru 15 "sangat penting dalam keberhasilan misi yang berkejaran dengan waktu ini."
"Keberhasilan menyelamatkan 20 orang di laut merupakan pencapaian yang luar biasa di mana semua pihak yang terlibat harus bangga karenanya," katanya.
Menurut keterangan yang diperoleh ABC semua awak nelayan ini sudah menjalani tes COVID-19 dan hasilnya semua negatif.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... COVID-19 Menggila, Indonesia Hentikan Sementara Impor Daging Kerbau dari India