jpnn.com - JAKARTA - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan dunia darurat virus Zika. Tapi menurut Ketua Avian Influenza Research Center (AIRC) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom status itu adalah sangat berlebihan alias lebay. Menurut dia, hal tersebut terlalu dibesar-besarkan.
"Itu lebay," katanya saat dihubungi Jawa Pos kemarin (3/2). Ada beberapa alasan yang membuat ahli biologi molekuler itu menyatakan deklarasi PBB tersebut kurang tepat. Di antaranya:
BACA JUGA: Batal Dihukum Mati, tapi Dicambuk 50 x 16 Kali
1. Menurut Chairul, deklarasi itu mendahului hasil riset mengenai hubungan virus Zika dan lahirnya bayi-bayi dengan mikrosefali (lingkar kepala yang kecil). "Riset secara integratif dan mendalam belum dilakukan para ahli," tuturnya.
2. Penyebaran virus yang mudah karena melalui vektor nyamuk Aedes aegypti menurut Chairul belum tentu benar karena belum dibuktikan secara ilmiah. "Belum ada pengkajian jenis nyamuk Aedes aegypti yang mana yang membawa virus tersebut," ucapnya.
BACA JUGA: Pertama di AS, Virus Zika Menular lewat Hubungan Seks
Sementara itu konsultan infeksi dan penyakit tropis anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSUD dr Soetomo dr Dominicus Husada SpA(K) menyatakan bahwa Indonesia tidak perlu khawatir dengan virus Zika.
BACA JUGA: Siap-siap, Indonesia Jadi Tuan Rumah KTT Luar Biasa OKI
"Jika tinggal di Amerika, kita mungkin perlu panik karena virus Zika ada di belakang rumah," katanya. (lyn/byu/wan/c10/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merasa Terancam, Israel Kirim Para Pencari Suaka ke Uganda dan Rwanda
Redaktur : Tim Redaksi