jpnn.com, JAKARTA - Operasi SAR hari kesebelas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, diwarnai kejadian dua kapal berbenturan pada Selasa (19/1).
Benturan terjadi antara kapal milik Basarnas dengan kapal Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan.
BACA JUGA: Operasi SAR Sriwijaya Air Hari Ini Menemui Kendala, Simak Penjelasan Brigjen Rasman
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengakui peristiwa berbenturan antara dua kapal tersebut.
Dia menjelaskan, informasi dari tim di lapangan melaporkan benturan terjadi Selasa pagi tadi.
BACA JUGA: Bima Arya Beber Kebohongan RS Ummi hingga Habib Rizieq Kembali Jadi Tersangka
"Iya, memang tadi subuh atau dini hari benturan. Benturan saja," kata Rasman kepada awak media, Selasa.
Menurut Rasman, cuaca menjadi faktor utama penyebab benturan dua kapal tersebut.
BACA JUGA: DPR Sepakat Ada Regulasi Pengangkatan Guru Honorer & Tendik Jadi PNS
Saat kedua kapal tersebut berbenturan, arus laut di sekitar lokasi kejadian sangat deras.
"Ya, karena cuaca kurang bagus, ya, arusnya kencang juga," lanjut Brigjen Rasman.
Dia menceritakan, kejadian itu berawal saat kapal milik Basarnas yakni KM Wisnu sedang menurunkan jangkar di Perairan Kepulauan Seribu.
Tiba-tiba arus laut kencang dan membuat kapal tidak terkontrol.
Kemudian posisi KM Wisnu bergeser dan mendekat ke kapal milik Kemenhub. "Akhirnya ada benturan," jelas Rasman.
Akibat kecelakaan tersebut, KM Wisnu milik Basarnas mengalami kerusakan di bagian lambung kiri.
Sementara itu, belum dilaporkan kerusakan dari kapal milik Ditjen Hubla Kemenhub.
"Ada kerusakan sedikit di kapalnya Basarnas," ucap dia.
Namun demikian, Rasman menegaskan bahwa kecelakaan tidak berdampak pada operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182.
Hingga kini KM Wisnu masih berada di perairan Kepulauan Seribu untuk melakukan operasi SAR.
"Sekarang kapalnya masih beroperasi," ucap dia.(ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan