jpnn.com, BALIKPAPAN - Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, mulai melirik pasar internasional.
Dinas Perdagangan Balikpapan menyebutkan bahwa mereka telah mendapatkan buyer untuk ekspor.
BACA JUGA: Bea Cukai Gorontalo Dorong Ekspor 24 Ribu Ton Wood Pallet ke Korea Selatan
Negara yang menjadi tujuan ialah Swiss dan Tiongkok. Namun, kuota dan kontinuitas masih menjadi kendala pengusaha lokal.
BACA JUGA: Besi Scrap Kurangi Ketergantungan Industri Baja Terhadap Bahan Baku Impor
BACA JUGA: Berenang di Kubangan Berlumpur, Dua Murid SD Tewas Tenggelam
Sekretaris Dinas Perdagangan Pilipus Rimpa mengatakan, selain sebagai koperasi dan perlindungan pasar, pihaknya fokus melakukan pembinaan.
BACA JUGA: Sandiaga: ini Pengalaman Pahit Buat Kita
Langkah pertama yang dilakukan mereka mengunjungi ke Kantor Kamar Dagang dan Indonesia (Kadin) Balikpapan pada Selasa (6/8).
“Kami ingin menjalin sinergi. Dengan demikian, kami bisa melihat persaingan usaha UMKM dan perluasan pasar. Apalagi dana kami terbatas, sinergi seperti ini bisa menjadi solusi. Paling tidak program apa yang dimiliki bisa kami sinergikan,” terangnya.
Dia menyebutkan, baru-baru ini pihaknya telah mendapatkan buyer ekspor untuk beberapa produk UMKM.
Buyer ekspor ke Tiongkok dan Swiss telah menyatakan minatnya. Mereka mengklaim beberapa produk UMKM dari Balikpapan memiliki pasar di sana.
Menurutnya, Balikpapan yang memiliki misi pembinaan dari sektor perdagangan UMKM menilai perluasan pasar ini bisa menjadi angin segar.
“Beberapa produk UMKM tersebut adalah cake salak, bonting, dan peyek kepiting. Saat ini kami terus melakukan komunikasi. Peluang ini jangan sampai lepas,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya mengalami kendala masalah kuota dan kontinuitas produk.
Dia menyebutkan, buyer meminta kuota yang dikirim harus kontinuitas sesuai dengan permintaan.
“Di situ masalah kami. Beberapa pelaku UMKM masih belum bisa atau memiliki kemampuan produksi seperti itu. Sebab, itulah kenapa mereka masih mengandalkan pasar lokal. Ketika ada permintaan luar negeri dengan jumlah besar kami kewalahan,” terangnya. (aji/tom/k18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengembangan Aplikasi Dorong Kemajuan Ekonomi Kreatif
Redaktur & Reporter : Ragil