jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif EmrusCorner Emrus Sihombing mengatakan penangkapan anggota Polri aktif yang diduga pelaku penyiraman penyidik KPK Novel Baswedan bisa dilihat dari dua sisi.
Di satu sisi, pengungkapan itu menunjukkan bahwa Polri melakukan tugasnya dengan sangat profesional, modern, terpercaya dan independen (promoter).
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Anggota Polri Aktif Penyerang Novel Baswedan hingga Skandal Jiwasraya
"Mereka benar-benar penegak hukum. Dalam penegakan hukum polisi tidak sekadar tajam ke atas, tajam ke bawah, tetapi juga tajam kepada oknum aparatnya sendiri," kata Emrus, Sabtu (28/12).
Emrus berpendapat polisi dalam melaksanakan tugasnya sama sekali bukan untuk pencitraan. Sebab, katanya, pelakunya anggota Polri aktif. "Siapa pun yang diduga pelaku pelanggaran hukum tidak terkecuali terhadap anggotanya sendiri polisi tetap bertindak promoterin," ujarnya.
BACA JUGA: 2 Polisi Penyerang Novel Baswedan Itu Dalang atau Wayang?
Namun, di sisi lain dia prihatin karena oknum aparat Polri yang sejatinya bertugas mengejar dan melawan pelaku kejahatan malah melakukan dugaan tindak kejahatan.
Karena itu, dia berpendapat unit yang bertanggung jawab dalam penanganan sumber daya manusia (SDM) di kepolisian masih harus mendapat perhatian serius dari negara melalui pimpinan Polri.
BACA JUGA: Polri Garap 73 Saksi sebelum Tangkap 2 Brimob Penyerang Novel Baswedan
Pembentukan karakter berintegritas kukuh bagi seluruh aparat di institusi kepolisian harus menjadi keutamaan. "Kata kuncinya, pendidikan dan pembinaan harus terus menerus dilakukan mulai dari penerimaan hingga menjelang pensiun," katanya.
Menurut Emrus, pemusatan sumber daya termasuk alokasi anggaran, harus menjadi prioritas dalam pembangunan karakter aparat polisi. "Tidak boleh tidak," tegas praktisi ilmu komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan itu.
Ia mengatakan sangat tidak lazim bahwa oknum aparat polisi yang seharusnya panutan bagi masyatakat dalam penegakan hukum di tanah air, malah melakukan perbuatan tidak terpuji. "Sebagaimana dugaan yang dilakukan dua aparat polisi menyiram air keras ke NB (Novel Baswedan)," pungkas Emrus. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy