20 Ribu Sipil Tewas dalam 'Perang Final' di Srilanka

Jumat, 29 Mei 2009 – 18:00 WIB
PENGUNGSI - Sekelompok warga Tamil Srilanka tampak berdiri di balik pagar kawat berduri, beberapa hari lalu, di kawasan kamp pengungsi Manik Farm yang total menampung sekitar 220 ribu pengungsi di pinggiran kota Vavuniya, di sebelah utara negeri itu. Foto: Reuters/David Gray.
KOLOMBO - Lebih dari 20 ribu warga sipil, khususnya dari etnis Tamil, dilaporkan telah terbunuh dalam rangkaian 'peperangan' antara pasukan militer pemerintah versus kelompok pemberontak Macan Tamil Eelam (LTTE)Jumlah warga yang tewas itu, seperti diberitakan The Times dan dikutip Reuters, khususnya tercatat dalam beberapa pekan terakhir operasi represif militer terhadap LTTE.

Pihak berwenang Srilanka sendiri, usai rangkaian operasi yang diklaim sudah dimenangkan pemerintah itu, mengaku telah berhenti menggunakan persenjataan berat sejak 27 April lalu

BACA JUGA: Ratusan Ribu Berduka di Pemakaman Roh

Mereka menghentikannya terutama di kawasan bebas-kontak senjata yang menjadi sorotan dunia, di mana sekitar 100 ribu warga Tamil berlindung
Banyaknya korban sipil yang jatuh, justru disebutkan sebagai kesalahan kaum pemberontak yang bersembunyi di tengah warga.

Mengutip beberapa dokumen rahasia PBB, The Times melaporkan bahwa jumlah warga sipil yang tewas di daerah bebas-kontak senjata itu, terutama tercatat sejak akhir April

BACA JUGA: AS Belum Berniat Tambah Pasukan di Korea

Angka estimasinya adalah sekitar 1.000 orang tewas setiap harinya, terhitung hingga 19 Mei lalu, di mana Vellupillai Prabhakaran, pemimpin LTTE, diberitakan telah tewas.

"Jumlah totalnya (warga sipil yang tewas) diperkirakan bisa mencapai lebih dari 20 ribu orang," tulis suratkabar tersebut.

Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Navi Pillay, telah mengatakan bahwa LTTE selama ini juga merekrut prajurit anak-anak, serta menggunakan tameng manusia selama konflik tersebut
Sementara sebaliknya, menurut Pillay pula, militer pemerintah terus menghujani daerah yang dipadati warga itu 'tanpa pandang bulu'

BACA JUGA: Bom Meledak Waktu Isya di Masjid Iran

Namun kedua belah pihak membantah pernyataan Pillay tersebut.

Pemerintah Srilanka belakangan menyebut tekanan-tekana yang dimotori pihak Barat terkait isu HAM dan kejahatan perang, sebagai sebuah kemunafikan (hipokrisi) dan pelanggaran terhadap hak mereka menumpas LTTE yang sudah terdaftar sebagai organisasi teroris di lebih dari 30 negaraDi sisi lain, PBB sendiri memperkirakan antara 80 hingga 100 ribu orang telah tewas dalam apa yang disebut sebagai perang modern terlama di Asia tersebut (dimulai sejak 1983, Red)(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... General Motors Hampir Bangkrut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler