jpnn.com - KULON PROGO - Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Sumarsono membenarkan pandangan sejumlah pengamat bahwa pelaksanaan otonomi daerah banyak kekurangannya.
Kekurangan banyak terjadi karena tidak setiap daerah memiliki kemampuan yang sama untuk berkembang. Tergantung faktor ketersediaan sumber daya manusia, sumberdaya alam setempat, kepemimpinan daerah, regulasi, serta faktor lokalitas tertentu yang memang tidak mudah.
BACA JUGA: Oh PPP, Kapan Adem?
"Daerah Otonom Baru (DOB) juga dinilai sejumah pengamat banyak yang gagal. Ini saya akui benar, khususnya DOB yang berumur kurang dari lima tahun terbentuknya," ujar Sumarsono di sela-sela puncak peringatan Hari Otonomi Daerah ke 20 yang dilaksanakan di Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (25/4).
Menurut Sumarsono, DOB banyak yang gagal karena daerah baru yang akan dibentuk, kurang dipersiapkan dengan baik dari semua aspek pemerintahan yang esensial dibutuhkan. Misalnya, personel, perkantoran, perlengkapan, infrastruktur, hingga fasilitas pelayanan publik.
BACA JUGA: ABK yang Nyaris Disandera Abu Sayyaf Itu Sedih
"Penyebab lain, faktor kepentingan politik dan pragmatisme sempit yang memaksakan sebuah bagian wilayah menjadi DOB yang sesungguhnya kurang layak. Banyak kejadian, tokoh yang kalah dalam pilkada lantas bikin usulan DOB cukup dengan menbuat tim pemekaran daerah," ujar Sumarsono.
Mantan Penjabat Gubernur Sulawesi Utara ini mencontohkan, ada daerah di Papua sudah dimekarkan. Namun jumlah penduduk daerah induknya, masih tertulis tetap sebesar angka awal sebelum pemekaran.
BACA JUGA: Ciaaat...Fahri Ucapkan Selamat Milad PKS, tapi Kalimatnya Begini
"Jadi memang masih banyak kekurangan. Namun peringatan hari Otda ini penting karena memiliki makna mensyukuri atas semua keberhasilan pelaksanaan Otda selama 20 tahun dan sekaligus mengingatkan masih banyaknya tantangan, kendala, hambatan yang dihadapi," ujar Sumarsono.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wah, Fahri Sudah Dicueki
Redaktur : Tim Redaksi