jpnn.com, KENDAL -
Sekitar 2.000 warga Kabupaten Kendal, Jawa Tengah berbondong-bondong ke Pantai Sendang Sikucing untuk membersihkan sampah pada Minggu pagi (24/2).
BACA JUGA: Rp 5 Juta untuk Pengantin yang Kenakan Busana Daur Ulang
Terdiri dari relawan, aktivis lingkungan, warga setempat dan para pelajar di wilayah Kendal dan Semarang.
Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2019 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
BACA JUGA: Bank Sampah Milik KLHK Hasilkan Rp 12 juta dalam 10 Bulan
Masyarakat dibagikan karung dan sarung tangan untuk memungut sampah di pinggir pantai tersebut.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Dirjen PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati, Dirjen PPHL Mr. Karliansyah, Bupati Kendal Mirna Anissa serta jajaran pemda lainnya.
BACA JUGA: Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Perlu Institusi Resmi di Tingkat Desa
"Terima kasih untuk warga dan tokoh masyarakat Kendal yang bersama-sama membersihkan sampah di pantai ini. Kebiasaan ini harus bisa kita teruskan ke depan," ujar Menteri Siti.
Menteri LHK Siti Nurbaya bersama petugas Bank Sampah di Pantai Sendang Sikucing Kendal. Foto: Natalia Laurens/JPNN
Sampah hasil pembersihan di Pantai Sendang Sikucing yang dibersihkan pagi ini berjumlah 100 kg dalam waktu dua jam.
Tampak puluhan anggota TNI - Polri ikut berpartisipasi membersihkan sampah yang menjadi tempat piknik warga Semarang dan sekitarnya tersebut.
Sampah yang dikumpulkan dari Clean Costal Up (CCU) alias pembersihan di pesisir ini kemudian diserahkan di Bank Sampah untuk dihitung.
"Alhamdulilah dari pagi sampai dua jam dilakukan pembersihan dihitung tadi di Bank Sampah dihasilkan ada 100 kg. Itu baru dua jam. Bayangkan jika lebih dari dua jam, berapa yang bisa dikumpulkan untuk diserahkan ke bank sampah dan dikelola," sambung Menteri Siti.
Menteri Siti juga meminta kepala daerah setempat mengingatkan masyarakat dalam Gerakan Indonesia Bersih yang dicanangkan pemerintah baru-baru ini.
Masyarakat diminta berpartisipasi untuk turut serta mengurangi produksi sampah dan ikut mengelolanya bersama di Bank Sampah.
"Sampah paling banyak berasal dari rumah tangga. Oleh karena itu mari kita bersama kurangi sampah dan penggunaan plastik yang susah terurai. Kita jaga lingkungan kita bersama," tegas Menteri Siti.
Berdasarkan data KLHK, jumlah timbulan sampah secara nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 65,7 juta ton per tahun jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan setiap orang per hari sebesar 0,7 kg.
Jumlah timbulan sampah rata-rata harian di kota metropolitan (jumlah penduduk 1 juta jiwa) dan kota besar (jumlah penduduk 500 ribu-1 juta jiwa) masing-masing adalah 1.300 ton/hari (kota metropolitan) dan 480 ton/hari (kota besar).
Dengan statistik sebagaimana tersebut diatas, dibutuhkan kesadarann dan kepedulian setiap orang untuk mulai mengurangi dan mengolah sampah yang dihasilkannya.
"Namun sangat disayangkan, tingkat kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan hidup, termasuk di dalamnya sampah, masih relatif rendah," tutur Menteri Siti.
Berdasarkan Laporan Indeks Perilaku Ketidakperdulian Lingkugan Hidup (IPKLH) 2018 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik, indeks ketidakperdulian masyarakat Indonesia pada posisi 0,51 dalam skala 0 sampai dengan 1, di mana semakin tinggi angkanya maka semakin tinggi tingkat ketidakpeduliannya.
"Dimensi pengelolaan sampah menempati urutan teratas dengan nilai 0,72, artinya perilaku kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pengelolaan sampah tergolong masih rendah. Nilai dimensi pengelolaan sampah juga memberikan pengaruh paling tinggi terhadap IPKLH. Ini harus kita tingkatkan lagi kepedulian terhadap sampah," pungkas Menteri Siti.
BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI dan Polri Kompak Gelar Operasi Semut di Pantai Melonguane
Redaktur & Reporter : Natalia