BACA JUGA: Skandal Payudara Palsu
”Data ini terdeteksi sejak tahun 2008 hingga Agustus 2011Dari sepuluh puskesmas, kasus paling banyak ditemukan di Puskesmas Banten Girang yakni 16 balita menderita gizi buruk dan 169 mengalami gizi kurang
BACA JUGA: Kanker Payudara Masih Mendominasi
Disusul Puskesmas Rau dengan 66 balita yang kekurangan gizi atau gizi burukBACA JUGA: Tragis 62 Persen Pelaku Aborsi, Anak di Bawah Umur
Kelurahan Kaligandu (25 balita), Kelurahan Trondol (17 balita), dan Kelurahan Cimuncang (24 balita).Sementara itu, Ketua Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Serang Vera Nurlaila Jaman mengungkapkan, untuk mengatasi tingginya kasus gizi buruk dan gizi kurang, pihaknya bekerjasama dengan Dinkes dan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di ibukota Provinsi Banten meluncurkan program Dapur Gizi
”Tujuan dibentuknya Dapur Gizi untuk membantu masyarakat miskin yang bayinya kekurangan gizi dan gizi buruk,” tuturnya
Di Dapur Gizi, lanjut Vera, balita-balita yang kekurangan gizi dan mengalami gizi buruk diberikan makanan tambahan hingga kondisinya normalMenu yang diberikan beragam, bergonta-ganti setiap hari”Seperti bubur nasi spesial, bubur kacang hijau, dan telurPemberian makanan tambahan akan diberikan langsung kepada balita sasaran agar tepat sasaran,” terangnya”Untuk program ini, satu Dapur Gizi buruk diawasi oleh sepuluh kader PKK selama empat bulan,” sambungnya.
Agar lebih tepat sasaran, pihaknya akan mendatangi langsung rumah-rumah balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk”Selain itu, kegiatan lainnya adalah memantau perkembangan balita gizi buruk dengan melakukan pengecekan satu bulan sekali untuk ditimbang, serta melaporkan perkembangan Dapur Gizi buruk kepada Tim Penggerak PKK Kota Serang,” pungkasnya(bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lolos dari Kanker Kelenjar Ludah
Redaktur : Tim Redaksi