2017, Listrik Sumatera Dipasok Dari Malaysia

Kamis, 08 Desember 2011 – 09:32 WIB

MEDAN- Salah satu hasil dari Forum Indonesia Malaysia Thailand-Growth Triangle (IMT-GT), yang pertemuannya berakhir, Rabu (7/12) kemarin adalah pada Tahun 2017 mendatang, interkoneksi listrik antara Malaysia (Malaka) dengan Pulau Sumatera (Pekan Baru) selesai dibangun, sehingga diharapkan dapat mengatasi persoalan defisit listrik di Pulau Sumatera

Mega proyek interkoneksi daya Malaka-Riau ini merupakan salah satu bentuk realisasi dari Forum IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand-Growth Triangle), yang digelar di Medan selama selama tiga hari, sejak Senin (5/12) hingga, Rabu (7/12).

Erick Sidgwick dari Asian Development Bank (ADB) dalam Forum Gubernur IMTG menuturkan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan TNB (Tenaga Nasional Berhard) telah sepakat membentuk tim untuk bekerja dalam proyek

BACA JUGA: Renegosiasi Gas Harus Diprioritaskan

Yang akan dilakukan antara lain, menyusun Studi Kelayakan Bisnis (Feasibility Studies), yang berfungsi untuk survei kapal bawah laut pada tahun dan proses tender pada Tahun 2012
Sehingga diharapkan, pada tahun 2013 pembangunan konstruksi interkoneksi ini dapat dimulai.

Proyek pembangunan Interkoneksi ini difasilitasi oleh Asian Development Bank (ADB) yang menjadi penghubung kedua negara dengan dukungan pendanaan oleh masing-masing negara dan ADB

BACA JUGA: Investasi Homepass Rp 21 Triliun

Kerjasama ini dilatarbelakangi dengan situasi defisiti listrik di Pulau Sumatera sehingga menjadi salah satu penghambat investasi, sementara terjadi kapasitas berlebih daya listrik yang dihasilkan oleh TNB di Malaka.

Jalur interkoneksi ini juga dapat dimanfaatkan oleh Indonesia memasok listrik ke Malaysia, apabila produksi listrik dalam negeri berlebih."Pembangunan Interconection Power ini adalah yang terbaik yang sudah diputuskan IMT-GT Meeting dan sudah ada pembicaraan antara PLN dan TNB," kata Dato' Haji Fauzi Naim dalam sesi tanya jawab bersama wartawan.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, di hadapan para gubernur sub regional IMT-GT memaparkan, pembangunan mega proyek Kluster Industri Kelapa Sawit Terpadu- Sei Simangke beserta infrastruktur pendukungnya untuk  memperoleh dukungan pembiayaan Asian Development Bank (ADB)
Proyek infrastruktur sebagai pendukung Program Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Sumatera Utara  tersebut, menurut Gatot juga mengharapkan invetasi swasta dengan konesp Public-Private Partnership (PPP).

Gatot menjelaskan, Sei Simangke Industrial Cluster (SM-ISPOIC) yang hanya 40 km Pelabuhan KualaTanjung merupakan kawasan industri berbasis kelapa sawit yang terintegrasi.Untuk mempermudah akses ke depannya, menurut Gatot diperlukan pembangunan beberapa proyek infrastruktur pendukungnya yaitu pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, Pembangunan Jalan Tol ruas Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi, Tol ruas Medan-Binjai, pengembangan perkereta apian di Sumut dan  pembangunan pembangkit listrik.

Dalam Forum Gubernur hadir Gubernur Sumatera Barat DR Irwan Prayitno, Ketua Joint Business Council (JBC) IMT-GT Thailand Bonchuay Chansiliwathana Thamrong, Ketua JBC IMT-GT Indonesia, Irfan Mutyara, Ketua JBC IMT-GT Malaysia, Dato' Haji Faudzi Naim Bin Haji Noh, Wakil Ketua BKPM Indonesia Ahmad Kurniadi dan para delegasi ke tiga negara

BACA JUGA: Investasi, Japfa Bangun Pabrik

Forum gubernur ini adalah rangkaian pertemuan IMT-GT yang berlangsung sejak tanggal 5-7 Desember 2011 di JW Mariott Hotel Medan.

Berbagai kerjasama juga digagas dalam pertemuan, diantaranya pembentukan paket perjalanan wisata melibatkan tiga negara, pendirian kantor bersama, pengembangan pertanian berwawasan lingkungan, pelatihan tenaga kerja dan kerjasama sertifikasi produk halal dan lain sebagainya.

Seperti diketahui bahwa Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) adalah sebuah inisiatif kerjasama subregional yang dibentuk pada tahun 1993 oleh pemerintah Indonesia, Malaysia dan Thailand.  Forum ini  mendorong percepatan transformasi ekonomi di provinsi kurang berkembang, meningkatkan peran swasta dan mempromosikan kerjasama ekonomi dalam IMT-GTSubregional IMT-GT melingkupi 70 juta orang yang mencakup 14 provinsi di Thailand Selatan, 8 negara bagian di Semenanjung Malaysia, dan 10 provinsi Sumatera di Indonesia.(ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cipaganti Sasar Dana Rp 750 miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler