2017, Trade Mall APL Hadir Dengan Konsep Baru

Rabu, 18 Januari 2017 – 20:45 WIB
Ilustrasi. Foto: Ist

jpnn.com - jpnn.com - Kendati sudah menguasai 20 persen market size bisnis trade mall (TM) di Jakarta, Agung Podomoro Land (APL) tidak lekas puas.

Raksasa properti di Indonesia ini terus berinovas meningkatkan perfoma dan memuaskan konsumen.

BACA JUGA: Condominium Dekat Sungai dan Danau di Puncak

"Tahun 2017 konsep trade mall APL akan dikembangkan lebih fresh dan nyaman agar pengunjung makin betah. Tujuannya untuk mengangkat juga bisnis usaha kecil menengah (UKM) yang kini omzetnya rata-rata satu toko Rp 1 miliar sebulan di trade mall APL, “ ujar Ho Mely Suryani, Assistant Vice President Marketing Trade Mall Agung Podomoro, Rabu (18/1).

Mely menambahkan, TM APL dibagi menjadi empat tema.

BACA JUGA: Agung Podomoro Land Patok Penjualan 30 Ribu Kios

Pertama, trade mall yang terdiri TM Mangga Dua Square, Plaza Balikpapan, dan Blok M Square.

Kedua, tools market yang terdiri TM LTC Glodok, Harco Glodok, serta Plaza Kenari Mas.

BACA JUGA: 2017, Saatnya Miliki Properti di Batam

Ketiga, trend market yang terdiri TM Seasons City, Kalibata City, plus Thamrin City.

Keempat, textile market yang terdiri Blok B Tanah Abang.

Menurutnya, konsep TM berbeda mall. Konsep TM berupa kumpulan kios-kios milik pedagang yang umumnya UKM dibuat dengan kenyamanan seperti mal. Toko rata-rata dijual oleh developer menjadi milik sendiri pembeli dan bisa dipindahtangankan ke penyewa .

Sedangkan mal lebih banyak mengahadirkan tenant-tenant besar dengan brand-brand terkenal dan status toko adalah disewakan.

Selain berjanji akan mengusung konsep baru yang lebih segar di 2017, kata Mely, pihaknya bakal memasuki dunia e-commerce agar pemasaran produk UKM TM APL secara online lebih luas.

APL akan bekerja sama dengan pelaku bisnis e-commerce terkemuka di Indonesia terkait peluncuran e-commerce TM APL mendatang.

Kini, desainer web sedang menyiapkan sistemnya.

Pada tahap awal, produk yang akan dijual secara online antara lain elektronik, perkakas, serta alat rumah tangga.

“Untuk produk fashion seperti baju, sepatu, serta tas belum dimasukkan ke dalam e-commerce karena masyarakat masih lebih suka untuk memegang dan merasakan sendiri produk-produk semacam itu. Dengan datang ke toko langsung, bisa membedakan jenis kain atau bahan produk dan modelnya,” tambah Mely. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Taufik Minta Proyek yang Pakai Dana CSR Diaudit


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler