jpnn.com, JAKARTA - Mulai tahun depan, mata kuliah wajib di perguruan tinggi akan ditambah.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Sesditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Paristiyanti Nurwardani mengatakan, kebijakan itu dibuat karena melihat perkembangan industri digital di Indonesia yang meningkat signifikan.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Luncurkan Beasiswa Gelar dan Nongelar untuk SDM Vokasi, Buruan Daftar
"Ditjen Dikti dan Kominfo berencana menjadikan Startup Digital sebagai mata kuliah wajib mahasiswa pada tahun 2022," kata Paristiyanti dalam diseminasi dan publikasi program kebijakan Ditjen Dikti Kemendikbudristek, Selasa (11/5).
Program itu akan dipersiapkan mulai tahun ini untuk memberikan pelatihan startup kepada dosen yang nantinya akan mengampu mata kuliah tersebut.
BACA JUGA: Mahasiswa Bisa Coba Program Beasiswa Talenta Digital Kemendikbudristek dan Kemenkominfo
Dia menjelaskan, pemerintah sangat mendorong penyebaran startup yang lebih masif dan berkualitas. Untuk menjadi wadah memberi pendampingan dan pemberdayaan dunia startup digital di Indonesia, dibentuklah Gerakan 1000 Startup Nasional di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Paris mengatakan, sebagai salah satu bentuk tindak lanjut kerja sama dengan Kementerian Kominfo, Ditjen Dikti Kemendikbudristek terus berusaha meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam membangun startup.
BACA JUGA: Rektor UGM: Tugas Kemendikbudristek Amat Berat
Hal itu sejalan dengan prinsip Merdeka Belajar: Kampus Merdeka yang memberi hak bagi mahasiswa untuk belajar di luar program studinya tetapi tetap memperoleh SKS.
"Kami punya visi untuk mencapai target 100 ribu mahasiswa terlibat dalam pengembangan startup pada 2022," ucapnya.
Nantinya, tim yang lolos seleksi pengembangan startup akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif agar bertahan jangka panjang serta bisa masuk ke platform Kedaireka atau inkubator bisnis kampus.
Program 1000 Startup Digital akan dikemas dalam beberapa tahapan yang berguna untuk memberikan wadah bagi setiap pegiat startup untuk bisa belajar sesuai dengan kebutuhan pengetahuan dari tingkat dasar hingga siap untuk dites pasar.
Dia menyebutkan, terdapat enam tahapan untuk para startup founder, yaitu:
1. Ignition, seminar daring yang memberikan pemahaman dari para pelaku dan regulator industri startup;
2. Networking, kegiatan berjenjang dengan peserta lainnya di daerah masing-masing;
3. Workshop, pembekalan pengetahuan teknis dan nonteknis membangun startup dari ide hingga launching;
4. Hacksprint, aktivitas brainstorming ide hingga menjadi produk minimum siap uji yang akan berlangsung selama 3 hari secara online dan offline bersama mitra coworking di masing-masing kota;
5. Bootcamp, melakukan validasi customer dengan bimbingan mentor program, UX, dan bisnis melalui video response; dan
6. Incubation, 1-on-1 mentoring bersama dedicated mentor dan akselerasi 1 key metric utama selama 4 minggu. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad